Presiden Belarusia Alexander Lukashenko dalam pidato di hadapan para pendukungnya di Minsk, Minggu 16 Agustus 2020. (Foto: Siarhei Leskiec/AFP)
Presiden Belarusia Alexander Lukashenko dalam pidato di hadapan para pendukungnya di Minsk, Minggu 16 Agustus 2020. (Foto: Siarhei Leskiec/AFP)

Presiden Belarusia Tolak Pilpres Ulang

Willy Haryono • 17 Agustus 2020 18:05
Minsk: Presiden Belarusia Alexander Lukashenko menolak seruan sejumlah pihak yang mendorong diadakannya pemilihan presiden ulang. Menurutnya, pilpres ulang hanya akan menggoyang stabilitas negara.
 
Pernyataan disampaikan di tengah aksi protes mengecam hasil pilpres Belarusia yang memasuki hari kedelapan pada Minggu 16 Agustus. Ribuan pengunjuk rasa, yang beraksi tanpa pengawalan petugas keamanan, meneriakkan kecaman kepada Lukashenko.
 
Sebagian dari mereka membawa bendera Belarusia berwarna merah dan putih yang pernah digunakan sebelum tahun 1995.

Dalam sebuah pidato di depan gedung pemerintah, Lukashenko mengatakan bahwa dirinya adalah presiden terpilih pertama di era 1990-an saat Belarusia menghadapi krisis ekonomi.
 
"Saat itu kalian semua meminta saya, orang yang sangat muda dan belum berpengalaman, untuk mendorong negara ini dari dalam kegelapan," kata Lukashenko.
 
"Kita berhasil melewati masa itu. Kita telah membuat mimpi jutaan orang terwujud. Kita telah mendirikan sebuah negara independen dan berdaulat untuk kali pertama dalam sejarah kita," sambungnya, dikutip dari laman Yeni Safak, Senin 17 Agustus 2020.
 
Ia mengklaim beberapa negara tetangga, yakni Lithuania, Latvia, Polandia, dan Ukraina, berusaha mendorong terwujudnya pilpres ulang di Belarusia.
 
"Pilpres kemarin valid. Tidak mungkin lebih dari 80 persen suara dipalsukan. Kita tidak boleh menyerahkan negara ini," tegas Lukashenko.
 
Unjuk rasa di Belarusia meletus usai berakhirnya pilpres pada akhir pekan kemarin. Komisi Elektoral Belarusia menyatakan Lukashenko meraih 80,1 persen suara, sementara capres oposisi Svetlana Tikhanovskaya hanya 10,12 persen.
 
Tikhanovskaya, yang saat ini berada di Lithuania, menegaskan bahwa jika surat suara dihitung dengan benar, ia seharusnya mendapat sekitar 60 hingga 70 persen suara.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan