"Setiap tahun, kita mengenang mereka yang berjuang menegakkan hak asasi manusia dan kebebasan fundamental," sambungnya, dikutip dari Independent.
Tanggal 4 Juni menandai peringatan kelam, di mana pasukan Tiongkok menembaki demonstran pro-demokrasi yang tak bersenjata di Lapangan Tiananmen pada tahun 1989. Para pengunjuk rasa itu adalah bagian dari mahasiswa yang berjuang menuntut penegakan HAM dan kebebasan di Tiongkok.
Setelah terjadinya tragedi Tiananmen, otoritas Tiongkok terus melarang segala bentuk acara peringatan peristiwa tersebut.
"Saat banyak orang tidak bisa berbicara untuk diri mereka sendiri, kami dan banyak orang lainnya di seluruh dunia terus berusaha membela perjuangan mereka dalam mendorong demokrasi dan hak-hak individu," sebut Blinken.
"Kepada masyarakat Tiongkok dan mereka yang terus berjuang melawan ketidakadilan dan mencari kebebasan, kami tidak akan pernah melupakan 4 Juni," lanjutnya.
Dalam sebuah konferensi pers rutin di Beijing pekan ini, juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok menekankan posisi pemerintah atas segala acara terkait peringatan Lapangan Tiananmen.
"Pemerintah sudah menekankan kesimpulan yang jelas mengenai insiden politik tersebut," ucapnya.
Sementara itu di Hong Kong, polisi menutup Victoria Park pada Jumat malam agar tidak digunakan dalam perkumpulan terlarang. Larangan itu diyakini terkait dengan upaya mencegah adanya segala jenis acara peringatan Lapangan Tiananmen.
Baca: Tiongkok Marah Konsulat AS dan Uni Eropa Peringati Insiden Tiananmen
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News