Laporan Pentagon yang dirilis pada 19 Oktober 2023 juga memperingatkan bahwa Tiongkok mungkin sedang mengembangkan sistem rudal antarbenua (ICBM) baru dengan menggunakan senjata konvensional. Jika senjata ini dimasukkan ke daftar persenjataan aktif, maka Tiongkok dapat "mengancam melakukan serangan konvensional terhadap sasaran di benua Amerika, Hawaii, dan Alaska."
Mengutip dari laman Guardian, Rabu, 25 Oktober 2023, laporan Pentagon mengenai Tiongkok ini muncul sebulan sebelum pertemuan antara Presiden Xi Jinping dan Presiden AS Joe Biden di sela-sela KTT Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik di San Francisco.
Sebagai sesuatu yang diwajibkan Kongres AS pada setiap tahunnya, laporan tersebut merupakan salah satu cara Pentagon mengukur pertumbuhan kemampuan militer Tiongkok, yang oleh pemerintah AS dianggap sebagai ancaman utama di kawasan dan tantangan keamanan jangka panjang utama Amerika.
Namun, setelah serangan kilat kelompok pejuang Palestina Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober, AS terpaksa kembali fokus ke Timur Tengah, dan bukan ke kawasan Pasifik untuk melawan pertumbuhan Tiongkok. AS mengirimkan senjata ke Israel sambil terus mendukung dan mengirimkan amunisi ke Ukraina dalam perjuangan 20 bulannya dalam menghalau invasi Rusia.
Strategi pertahanan nasional Pentagon dibentuk berdasarkan anggapan bahwa Tiongkok masih menjadi tantangan keamanan terbesar bagi AS, dan bahwa ancaman dari Beijing akan menentukan bagaimana militer AS diperlengkapi dan dibentuk untuk masa mendatang.
Kebijakan Senjata Nuklir AS-Tiongkok
Laporan Pentagon ini didasarkan pada peringatan militer tahun 2022 bahwa Tiongkok memperluas kekuatan nuklirnya jauh lebih cepat dibanding perkiraan para pejabat AS, dan menyoroti penumpukan kekuatan militer yang luas dan semakin cepat yang dirancang untuk memungkinkan Beijing menyamai atau melampaui kekuatan global AS pada pertengahan abad.Laporan tahun lalu memperingatkan bahwa Tiongkok dengan cepat memodernisasi kekuatan nuklirnya dan berada di jalur untuk melipatgandakan jumlah hulu ledak nuklir yang dimilikinya menjadi 1.500 di tahun 2035. Saat ini, AS memiliki 3.750 hulu ledak nuklir aktif.
Tahun ini, laporan Pentagon menemukan fakta bahwa Tiongkok sedang bersiap untuk menyiagakan lebih dari 1.000 hulu ledak nuklir pada tahun 2030, melanjutkan modernisasi cepat yang bertujuan memenuhi tujuan Xi untuk memiliki militer 'kelas dunia" di tahun 2049.
Setelah laporan sebelumnya, Tiongkok menuduh AS telah meningkatkan ketegangan, dan Beijing mengatakan pihaknya masih berkomitmen pada kebijakan "jangan gunakan senjata nuklir terlebih dahulu."
Pentagon tidak melihat adanya indikasi bahwa Tiongkok akan menjauh dari kebijakan tersebut, namun menilai mungkin ada beberapa keadaan di mana Beijing mungkin menganggap kebijakan tersebut tidak perlu diterapkan, kata seorang pejabat senior pertahanan AS tanpa memberikan rincian. Pejabat tersebut memberi pengarahan kepada wartawan pada hari Rabu pekan kemarin dengan syarat anonim sebelum laporan baru Pentagon dirilis.
AS tidak menganut kebijakan "jangan gunakan terlebih dahulu," dan mengatakan bahwa senjata nuklir hanya akan digunakan dalam "keadaan ekstrim."
Potensi Konflik di Taiwan
Laporan Pentagon mengatakan bahwa Tiongkok terus meningkatkan tekanan militer, diplomatik dan ekonomi tidak hanya terhadap Taiwan, tetapi juga terhadap semua negara tetangganya untuk melawan apa yang mereka lihat sebagai upaya AS dalam menahan kebangkitan Beijing.Tekanan terhadap Taipei mencakup serangan rudal balistik, peningkatan inkursi pesawat jet tempur ke zona pertahanan internasionalnya, dan latihan militer skala besar pada Agustus lalu yang dilakukan di sekitar Taiwan.
Beijing telah berjanji untuk membawa Taiwan kembali di bawah kendalinya -- dengan kekerasan jika memang diperlukan. Xi telah memberikan waktu kepada militernya hingga tahun 2027 untuk mengembangkan kemampuan demi merebut kembali Taiwan.
AS telah memberikan bantuan militer senilai miliaran dolar kepada Taiwan untuk membangun pertahanannya dalam rangka menghadapi potensi serangan apa pun.
Namun Tiongkok juga telah menghabiskan miliaran dolar untuk militernya. Menurut angka anggaran publiknya, pengeluaran militer Tiongkok di tahun 2023 meningkat 7,2 persen menjadi 1,58 triliun yuan atau USD216 miliar, jauh melampaui pertumbuhan ekonominya.
Para pejabat AS mengatakan angka sebenarnya mungkin jauh lebih tinggi lagi. Tiongkok mengatakan pihaknya menerapkan kebijakan militer defensif demi melindungi kepentingan negaranya.
Laporan Pentagon juga mencatat bahwa Tiongkok telah meningkatkan gangguannya terhadap pesawat tempur AS yang terbang di wilayah udara internasional di wilayah tersebut, dan mencatat lebih dari 180 kejadian di mana pesawat Tiongkok secara agresif mencegat penerbangan militer AS.
Baca juga: Uji Rudal Hipersonik Menunjukkan Kemampuan Nuklir Tiongkok Lebih Maju
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News