“Uji coba itu menunjukkan pengembangan senjata strategis berkemampuan nuklir Tiongkok lebih maju daripada yang diperkirakan, mengejutkan para pejabat Pentagon,” kata kedua surat kabar itu, seperti dikutip AFP, Selasa 23 November 2021.
“Baik Amerika Serikat maupun Rusia tidak menunjukkan kemampuan yang sama, yang mengharuskan peluncuran rudal dari kendaraan induk yang melaju lima kali kecepatan suara,” menurut keduanya.
Financial Times, yang pertama kali melaporkan tes tersebut pada akhir pekan mengatakan, para ahli militer AS sedang mencoba memahami bagaimana Tiongkok menguasai teknologi tersebut. Ini jelas telah menempatkan mereka di depan para pesaingnya dalam perlombaan senjata hipersonik.
The Wall Street Journal mengkonfirmasi laporan tersebut pada Senin. Tes hipersonik Tiongkok pada 27 Juli saja telah mengejutkan para pejabat Barat.
Di dalamnya, sebuah kendaraan peluncuran, rudal jarak jauh, membawa hulu ledak hipersonik terpandu ke seluruh dunia dan kemudian melepaskannya ke target uji di dalam negeri Tiongkok.
Rudal hipersonik, yang tidak seperti rudal balistik yang dapat dikemudikan, meleset dari target lebih dari 32 kilometer, yang menurut jenderal nomor dua di Pentagon, Jenderal John Hyten, pekan lalu "cukup dekat" untuk uji coba awal.
Tetapi yang lebih mengejutkan adalah bahwa hipersonik, saat terbang dari selatan menuju Tiongkok, melepaskan rudal terpisah yang meluncur jauh, jatuh tanpa menimbulkan bahaya ke Laut China Selatan.
Tes itu mengejutkan karena pelepasan terjadi saat kendaraan melaju dengan kecepatan hipersonik, di atas 6.175 km/jam.
Financial Times mengatakan para ahli teknologi Pentagon tidak yakin bagaimana Negeri Tirai Bambu berhasil melakukan hal itu.
Peran potensial dari rudal yang dirilis tidak jelas. Ini dapat digunakan untuk menargetkan atau membelokkan pertahanan negara musuh terhadap serangan hipersonik. Apa pun gunanya, hal itu menggarisbawahi kecepatan Tiongkok dalam menghadapi tantangan strategis bagi militer AS.
Pentagon mengatakan Tiongkok juga telah mempercepat produksi hulu ledak nuklir, yang dapat dibawa oleh rudal hipersonik serta kapal selam konvensional dan rudal balistik berbasis darat.
Hyten mengatakan kepada CBS News pekan lalu bahwa uji hipersonik Juli, dan yang kedua tiga minggu kemudian, "harus menciptakan rasa urgensi" di Amerika Serikat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News