Senin kemarin, Netanyahu menunda proposal perombakan yudisial di tengah demonstrasi besar-besaran di Israel. Awalnya, Pemerintah AS mengatakan bahwa Netanyahu harus mencari kompromi atas masalah tersebut.
Tetapi Biden melangkah lebih jauh saat menjawab pertanyaan wartawan pada Selasa kemarin.
"Saya harap ia menjauh dari itu," kata Biden, merujuk pada proposal perombakan yudisial yang akan memberi Pemerintah Israel kendali lebih besar atas penunjukan hakim Mahkamah Agung.
Netanyahu dengan cepat merespons pernyataan Biden. "Israel adalah negara berdaulat yang membuat keputusannya atas kehendak rakyatnya dan bukan berdasarkan tekanan dari luar negeri, termasuk dari sahabat," ucapnya, seperti dikutip dari laman Malay Mail, Rabu, 29 Maret 2023.
Netanyahu mengatakan pemerintahannya berusaha untuk melakukan reformasi "melalui konsensus luas."
"Saya telah mengenal Presiden Biden selama lebih dari 40 tahun, dan saya menghargai komitmennya yang telah berlangsung lama kepada Israel," tutur Netanyahu.
Ia mengatakan aliansi Israel-AS tidak dapat dipatahkan, "dan selalu dapat mengatasi ketidaksepakatan yang sesekali terjadi di antara kami."
"Pemerintahan saya berkomitmen memperkuat demokrasi dengan mengembalikan keseimbangan yang tepat antara tiga cabang pemerintahan, yang kami perjuangkan untuk dicapai melalui konsensus yang luas," kata Netanyahu.
Baca juga: Pemerintahan Netanyahu Terancam Kolaps, Buntut Pemecatan Menhan
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News