Matthew Livelsberger, seorang anggota tentara AS yang ditemukan tewas di dalam kendaraan, telah dipastikan sebagai satu-satunya tersangka dalam ledakan di Las Vegas.
Polisi mengatakan ia tidak memiliki hubungan dengan Shamsud-Din Jabbar, yang mengemudikan truk pikap sewaan melalui jalanan ramai di New Orleans, menewaskan 14 orang dan melukai puluhan lainnya.
Kedua pria itu pernah bertugas di militer AS dan menyewa kendaraan yang mereka gunakan pada aplikasi seluler yang sama. Tetapi agen FBI mengatakan kesamaan apa pun dari dua peristiwa tersebut hanyalah kebetulan.
"Tidak ada bukti bahwa kedua peristiwa ini saling berhubungan," kata agen FBI Las Vegas Spencer Evans kepada wartawan, dikutip dari BBC, Sabtu, 4 Januari 2025.
Data yang ditemukan dari ponsel Livelsberger, termasuk serangkaian catatan yang tampaknya ditulisnya, menunjukkan bahwa pria berusia 37 tahun itu menderita Gangguan Stres Pascatrauma (PTSD) yang terkait dengan masa tugasnya di medan tempur, kata polisi Las Vegas.
Mereka menambahkan bahwa tampaknya Livelsberger tengah bergulat dengan masalah keluarga dan masalah pribadi lainnya, dan bahwa ia tidak memiliki permusuhan khusus terhadap Presiden terpilih Donald Trump.
Jasadnya ditemukan di dalam truk Tesla yang hangus, yang meledak akibat kembang api yang dibeli Livelsberger dalam perjalanannya ke Las Vegas dari Colorado.
Jasad Livelsberger terbakar hingga tak dapat dikenali, kata polisi, tetapi identitasnya telah dikonfirmasi melalui sampel DNA yang diperoleh pihak berwenang dari seorang anggota keluarga.
Polisi mengatakan ia juga tampaknya menderita luka tembak yang ditembakkan ke dirinya sendiri.
Evans menyebutnya sebagai “kasus bunuh diri tragis yang melibatkan veteran tempur yang sangat dihormati yang tengah berjuang melawan PTSD dan masalah lainnya.”
Baca juga: Malam Tahun Baru Berdarah di New Orleans: Truk Maut, Tembakan, dan Jejak Teror
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News