Gempa bumi berkekuatan magnitudo 7,2 pada Sabtu kemarin menghancurkan ribuan rumah dan bangunan di Haiti, negara yang masih berusaha bangkit dari bencana serupa beberapa tahun lalu.
Tidak hanya diguncang gempa, Haiti juga masih berusaha pulih dari peristiwa pembunuhan presiden mereka di bulan Juli. Haiti juga harus berjuang melawan pandemi Covid-19, krisis ekonomi, dan aksi kekerasan geng bersenjata.
Dilansir dari laman France 24, Senin, 16 Agustus 2021, wilayah barat daya Haiti merupakan area dengan dampak terparah gempa, terutama di kawasan sekitar kota Les Cayes. Agensi Perlindungan Sipil Haiti mengonfirmasi jumlah korban tewas gempa telah mencapai 1.297, dan sejumlah rumah sakit yang masih berfungsi kewalahan menangani sekitar 5.700 korban luka.
Baca: Haiti Terapkan Status Darurat usai Gempa Tewaskan Lebih dari 300 Orang
Gereja-gereja, hotel, rumah sakit, dan sekolah di area gempa mengalami kerusakan parah atau bahkan rata dengan tanah. Tembok beberapa penjara juga roboh akibat kuatnya guncangan.
Di Les Cayes, kota pesisir berpenduduk sekitar 90 ribu orang, tim penyelamat berbaju biru dan bertopi merah menarik satu per satu korban tewas dari puing bangunan. Ekskavator terlihat membersihkan reruntuhan bangunan di seitarnya.
"Kita harus bekerja bersama dalam menangani situasi yang sangat serius ini," kata Perdana Menteri Haiti Ariel Henry. Ia telah terbang ke Les Cayes untuk memantau langsung kondisi di lapangan.
Beberapa negara, termasuk Republik Dominika dan Meksiko, telah mengirim bantuan makanan dan obat-obatan ke Haiti via perbatasan darat dan udara. Sementara Amerika Serikat telah mengirim pasokan esensial dan juga 65 petugas penyelamat dengan peralatan khusus untuk membantu proses pencarian korban selamat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News