Otoritas Rusia mencatat 51 kematian dalam ledakan di tambang Listvyazhnaya di wilayah Kemerovo. Ledakan yang berasal dari gas metana itu menewaskan 46 pekerja tambang dan lima petugas penyelamat.
Tragedi itu disebut-sebut sebagai kecelakaan tambang paling mematikan di Rusia sejak 2010.
Dilansir dari nzherald.co.nz, Minggu, 28 November 2021, Pengadilan Distrik Sentral Kemerovo memerintahka penahanan direktur tambang Listvyazhnaya, Sergei Makhrakov, deputinya Andrei Molostvov, dan pengawas Sergei Gerasimenok.
Ketiganya menghadapi dakwaan melanggar aturan keselamatan industri yang berujung pada sejumlah kematian. Jika terbukti bersalah, mereka akan dijatuhi vonis 7 tahun penjara.
Sementara dua orang lainnya dari perusahaan Rostekhnadzor, Sergei Vinokurov dan Vyacheslav Semykin, juga ditahan selama dua bulan ke depan atas tuduhan keteledoran berujung kematian. Jika terbukti bersalah, mereka juga dapat dijatuhi vonis 7 tahun penjara.
Terdapat 285 pekerja saat terjadinya ledakan di tambang Listvyazhnaya. Area tambang langsung dipenuhi gas beracun usai ledakan. Sebanyak 239 orang berhasil diselamatkan, dan lebih dari 60 lainnya mendapat perawatan medis.
Baca: Rusia Berkabung 3 Hari Setelah Kecelakaan Tambang yang Tewaskan 52 Orang
Lima penyelamat yang meninggal akan diberikan Order of Courage -- salah satu penghargaan tertinggi Rusia -- secara anumerta.
Hingga saat ini masih ada sejumlah orang yang hilang di area tambang. Gubernur Kemerovo Sergei Tsivilyov mengumumkan bahwa operasi pencarian terus berlanjut.
"Kita perlu mengevakuasi semua orang ke permukaan," ungkapnya. Namun ia mengingatkan tim penyelamat untuk ekstra berhati-hati demi menghindari jatuhnya tambahan korban jiwa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News