Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken. (AFP)
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken. (AFP)

Blinken: Situasi Timur Tengah Saat Ini Paling Berbahaya Sejak 1973

Medcom • 30 Januari 2024 11:32
Washington: Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken mengungkapkan situasi di Timur Tengah saat ini dianggap paling berbahaya, setidaknya sejak tahun 1973, bahkan sebelum terjadi Perang Arab-Israel.
 
Pernyataan itu muncul setelah serangan pesawat tak berawak di Yordania yang menewaskan tiga tentara AS. Blinken menyampaikan komentarnya pada konferensi pers dengan Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg, sebagai reaksi terhadap serangan drone yang menewaskan tiga tentara Amerika sehari sebelumnya.
 
Pentagon menyalahkan kelompok proksi yang didukung oleh Iran, yaitu Kata'ib Hizbullah. Sejak awal Oktober, pasukan dan pangkalan AS telah diserang lebih dari 150 kali. Serangan terbaru merupakan yang pertama kalinya menewaskan anggota militer Amerika.

Blinken menanggapi serangan tersebut dengan menyatakan bahwa AS berencana untuk menjaga responnya secara bertingkat dan bertahap. Tujuannya, untuk mencegah eskalasi konflik di wilayah tersebut. 
 
"Kami ingin mencegah konflik ini meluas, jadi kami berniat melakukan keduanya, yaitu membela rakyat kami ketika mereka diserang, dan pada saat yang sama berupaya setiap hari untuk mencegah konflik semakin besar dan menyebar," kata Blinken pada Senin, 29 Januari 2024, seperti dikutip dari News Max.
 
Namun, sebagian anggota Partai Republik menilai bahwa pemerintahan Biden tidak memahami konsep pencegahan. Sementara itu, Iran melihatnya sebagai kesempatan.
 
"Tindakan yang tepat adalah apa yang seharusnya kita lakukan sebelumnya, yaitu menyerang Iran," tutur Senator Marsha Blackburn kepada Newsmax.
 
"Kami tahu bahwa merekalah yang mendanai proksi tersebut," sambungnya.
 
Sementara itu, Gedung Putih mengatakan bahwa AS tidak ingin berperang dengan Iran. Iran juga terindikasi tidak ingin berperang dengan AS. 
 
Menteri Pertahanan Lloyd Austin menegaskan bahwa AS akan mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk membela pasukan mereka.
 
"Presiden dan saya tidak akan mentolerir serangan terhadap pasukan AS dan kami akan mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk membela AS dan pasukan kami," kata Austin pada awal pertemuan dengan Stoltenberg. (Atika Pusagawanti)
 
Baca juga:  3 Prajurit AS Tewas Diserang, Gedung Putih: Kami Tak Ingin Perang dengan Iran
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan