Mengutip dari Financial Times, Selasa, 30 Januari 2024, pernyataan Kirby dikeluarkan satu hari setelah AS menyalahkan militan yang didukung Iran atas serangan pesawat tak berawak (drone) yang menewaskan tiga tentara dan melukai puluhan lainnya di Yordania.
Serangan terhadap pangkalan militer di timur laut Yordania, dekat perbatasan Suriah, adalah kali pertama yang menewaskan tentara AS sejak perang Israel-Hamas pada 7 Oktober lalu. Perang di Gaza itu memicu gelombang serangan oleh kelompok-kelompok yang bersekutu dengan Iran terhadap pasukan AS di kawasan.
"Kami tidak ingin berperang dengan Iran," kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih John Kirby dalam acara Today Show dari NBC. Namun ia menambahkan: "Kami akan terus mempertimbangkan opsi-opsi lain. Kami ingin serangan-serangan ini dihentikan."
Komentar Kirby muncul setelah Iran berusaha menjauhkan diri dari serangan mematikan di Yordania, dan kedua negara terlihat memang ingin menghindari eskalasi lebih lanjut.
Milisi yang Didukung Iran
Kementerian luar negeri Iran mengatakan bahwa setiap tuduhan yang menyebut mereka terlibat dalam kematian tiga tentara AS merupakan konspirasi "tidak berdasar" oleh mereka yang "berkepentingan menyeret AS ke dalam konflik baru di kawasan."Misi Iran untuk PBB menggambarkan serangan itu sebagai bagian dari bentrokan "antara tentara AS dan kelompok perlawanan di kawasan yang saling berhadapan."
Washington telah menyerang sasaran-sasaran terkait milisi yang didukung Iran di seluruh kawasan menyusul lebih dari 160 serangan militan terhadap pasukan AS di Irak, Suriah dan Yordania sejak Oktober lalu, serta 30 serangan terhadap pelayaran internasional di Laut Merah.
Sampai saat ini serangan tersebut belum secara langsung terkait dengan Iran, walau kematian tiga prajurit Amerika di Yordania membuat Kirby mengatakan bahwa, "Kami sekarang sudah berada dalam kondisi yang berbeda."
Baca juga: Diserang Drone di Yordania, 3 Prajurit AS Tewas Puluhan Terluka
Koalisi ISIS
Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengatakan Washington akan “mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk membela AS dan pasukan kami”.Pasukan Amerika di Suriah dan Irak telah berulang kali diserang milisi Irak yang baru dibentuk dan didukung Iran, yang dikenal sebagai Perlawanan Islam di Irak (IRI), yang menyatakan bahwa mereka melakukan pembalasan atas dukungan Washington terhadap perang Israel melawan Hamas di Gaza.
Serangan pada hari Minggu lalu, yang menurut para pejabat pertahanan AS juga melukai sedikitnya 34 anggota militer, menghantam pos terdepan Tower 22 dekat perbatasan Yordania dengan Suriah, yang menampung 350 personel militer AS sebagai bagian dari koalisi melawan Islamic State (ISIS).
AS memiliki sekitar 2.500 tentara di Irak dan sekitar 900 di Suriah, di mana mereka dikerahkan untuk membantu mencegah kebangkitan ISIS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News