Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden. Foto: BBC
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden. Foto: BBC

Omong Kosong Baru dari Biden, Tanpa Bukti Sebut Hamas Lakukan Kekerasan Pada Perempuan

Fajar Nugraha • 06 Desember 2023 14:34
Boston: Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden mengatakan bahwa Hamas telah berulang kali memperkosa dan memutilasi tubuh perempuan selama serangan pada 7 Oktober di Israel Selatan. Klaim tanpa bukti dari Biden ini seperti mengulang tuduhan Hamas memenggal kepala 40 bayi yang tidak pernah terbukti dan dibantah oleh Israel.
 
“Laporan mengenai perempuan yang diperkosa berulang kali dan tubuh mereka dimutilasi saat masih hidup, mayat perempuan dinodai. Hamas menimbulkan rasa sakit dan penderitaan sebanyak mungkin pada perempuan dan anak perempuan dan kemudian membunuh mereka. Ini sangat mengerikan,” kata Biden, dikutip dari Channel News Asia pada Rabu, 6 Desember 2023.
 
Baca: Mantan Sandera Hamas Mengaku Lebih Takut Tewas Karena Serangan Israel.

 
Polisi Israel sedang menyelidiki kemungkinan kejahatan seksual yang dilakukan oleh beberapa ratus orang yang mereka tangkap setelah serangan 7 Oktober.

“Para korban disiksa, dianiaya secara fisik, diperkosa, dibakar hidup-hidup, dan dipotong-potong,” kata Kementerian Kehakiman Israel tanpa ada menyertakan bukti satu pun.
 
“Sebagai komunitas global, kita harus menanggapi kekerasan seksual yang dipersenjatai, di mana pun hal itu terjadi, dengan kecaman mutlak. Tidak ada pembenaran dan tidak ada alasan. Pemerkosaan sebagai senjata perang adalah kejahatan terhadap kemanusiaan," ucap mantan Menteri Luar Negeri AS, Hillary Clinton, dalam video yang direkam.
 
Biden menyalahkan Hamas atas gagalnya gencatan senjata pekan lalu yang menghentikan kampanye militer pembalasan Israel terhadap Gaza.
 
“Penolakan kelompok militan Hamas untuk melepaskan perempuan muda yang tersisa adalah alasan yang melanggar kesepakatan ini,” kata Biden.
 
“Setiap orang yang masih disandera oleh Hamas harus segera dikembalikan ke keluarga mereka. Kami tidak akan berhenti,” ucap Biden.
 
Ucapan Biden ini seperti memutarbalikan fakta bahwa serangan mematikan justru dilakukan oleh Israel. Negara Yahudi itu membabi buta melakukan serangan ke wilayah yang penuh dengan warga sipil di Gaza.
 
Pasukan Israel telah memperluas operasi darat mereka di Gaza yang dikuasai Hamas dan menyerbu kota utama di wilayah selatan. Pejabat kesehatan Gaza mengatakan 16.248 orang tewas dalam serangan Israel.
 
Dalam sebuah pernyataan di saluran Telegramnya, Hamas mengatakan mereka mengecam usaha Biden untuk menuduh secara salah para pejuangnya melakukan kekerasan seksual dan pemerkosaan pada 7 Oktober.
 
Hamas mengatakan Biden bergabung dengan upaya Israel untuk menutupi kejahatan perang di Gaza yang dilakukan dengan dukungan AS dan menyesatkan opini publik.

Logika bodoh Biden

Pada penggalangan dana pada Selasa 5 Desember 2023, Biden mengulangi komentar yang dibuat pada Senin oleh Matt Miller, juru bicara Kementerian Luar Negeri AS, yang mengatakan bahwa Hamas telah “mengingkari” perjanjian untuk membebaskan semua wanita yang mereka sandera.
 
Sementara Hamas telah mengatakan bahwa Israel telah merusak segala upaya memperpanjang gencatan senjata.
 
“Setiap hari dalam tujuh hari terakhir gencatan senjata sementara, Israel bertindak dengan cara yang melemahkan keseluruhan proses,” kata Hamdan, seperti dikutip Al Jazeera, Jumat 1 Desember 2023.
 
“Kami berbicara tentang perpanjangan gencatan senjata sementara. Kami sangat jelas mengenai beberapa opsi yang disarankan oleh para mediator. Kami menerima tiga saran, namun semuanya ditolak oleh Israel,” imbuh Hamdan.
 
“Kami sejak dulu dan masih bersikap positif terhadap semua upaya tersebut, namun Israel menolaknya,” kata Hamdan menambahkan.
 
Pada Senin 4 Desember, Miller hanya bisa mengatakan “sejumlah orang percaya” bahwa Hamas tidak ingin melepaskan para sandera perempuan karena cerita yang akan mereka ceritakan tentang bagaimana mereka diperlakukan. Namun dia mengatakan, “tidak dapat memberikan penilaian pasti mengenai hal tersebut.”
 
“Pemerintah Amerika belum menilai secara independen apakah Hamas telah melakukan kekerasan seksual terhadap para sandera saat disandera,” ucap Miller.
 
“Kami jelas telah melihat laporan bahwa Hamas telah melakukan kekerasan seksual, mereka telah melakukan pemerkosaan,” kata Miller pada Senin.
 
“Kami tidak punya alasan sama sekali untuk meragukan laporan tersebut,” imbuh Miller.
 
Dalam komentar presiden pada Selasa, Biden tidak mengatakan bahwa pemerintah telah mengonfirmasi laporan kekerasan seksual yang sedang berlangsung terhadap para sandera. Namun dia mendesak masyarakat di seluruh dunia untuk mengutuk pemerkosaan yang sudah ada buktinya.
 
“Dunia tidak bisa hanya melihat apa yang sedang terjadi,” kata Biden.
 
“Adalah tanggung jawab kita semua –,pemerintah, organisasi internasional, masyarakat sipil dan dunia usaha,– untuk secara tegas mengutuk kekerasan seksual yang dilakukan oleh teroris Hamas tanpa keraguan. Tanpa keraguan, tanpa kecuali,” tutur Biden.
 
Dia juga berjanji untuk melanjutkan upaya untuk mengeluarkan semua sandera dari Gaza.
 
“Para wanita ini dan semua orang yang masih disandera oleh Hamas harus segera dikembalikan ke keluarga mereka. Kami tidak akan berhenti – kami tidak akan berhenti sampai kami membawa pulang mereka semua dan ini akan menjadi proses yang panjang,” ucap Biden.
 
Logika supremasi kulit putih jelas diperlihatkan oleh Biden beserta pemerintahan. Seperti halnya tuduhan senjata pemusnah massal yang menjadi dasar invasi AS ke Irak pada 2003, yang hingga saat ini tidak pernah diperlihatkan bukti senjata tersebut.
 
Ini juga mirip dengan tuduhan pemenggalan terhadap 40 bayi ketika serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 lalu. Pada akhirnya, Gedung Putih meralat komentar yang dikeluarkan oleh Biden saat itu dan mengakui tidak ada konfirmasi mengenai pemenggalan yang disebut oleh pihak Israel juga tidak benar. (Alya Sekar Ayu)
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan