Setelah perdebatan intens dan panjang dari para sekutu, Scholz akhirnya sepakat untuk mengirim 14 tank Leopard 2 ke Ukraina. Jerman juga mengizinkan negara-negara Eropa lain yang memiliki Leopard 2 untuk mengirimnya kepada Kyiv.
Namun untuk jet tempur, Scholz menegaskan bahwa Jerman tidak akan menyetujuinya.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Saya hanya bisa menyarankan untuk tidak terlibat terlalu jauh dalam peperangan saat berbicara mengenai sistem persenjataan," ujar Scholz kepada surat kabar Tagesspiegel.
Keputusan Scholz untuk menyetujui pengiriman tank Leopard 2 diambil hampir bersamaan dengan pengumuman Amerika Serikat (AS) yang berencana mengirim 31 tank tempur M1 Abrams.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky telah berterima kasih kepada Berlin dan Washington atas rencana pengiriman tank, yang dianggap sebagai terobosan dalam upaya mendukung Ukraina yang diinvasi Rusia sejak Februari 2022.
Tapi Zelensky menekankan bahwa Ukraina membutuhkan lebih banyak senjata berat, termasuk jet tempur dan rudal jarak jauh, untuk menghalau serangan pasukan Rusia.
Baca juga: Zelensky Tegaskan Ukraina Butuh Lebih Banyak Senjata
Scholz memperingatkan adanya peningkatan "risiko eskalasi" dengan Rusia terkait pengiriman senjata. Moskow telah mengecam keras perihal tank, dan pengiriman jet tempur dinilai Scholz hanya akan memperburuk situasi.
"Tidak ada perang antara NATO dan Rusia. Kami tidak akan membiarkan eskalasi seperti itu," ucapnya.
Scholz menekankan pentingnya untuk terus berbicara dengan Presiden Rusia Vladimir Putin terkait situasi di Ukraina. Panggilan telepon terakhir antara Scholz dan Putin terjadi pada awal Desember 2022.
"Saya akan berbicara dengan Putin melalui telepon lagi," tutur Scholz.
"Tapi tentu saja, selama Rusia masih terus mengobarkan perang dengan agresi yang tidak mereda, situasi saat ini tidak akan berubah," pungkasnya.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id