"Pertama-tama, saya siap untuk berdialog, tetapi kami tidak siap untuk menyerah," kata Zelensky, dilansir dari Interfax, Selasa, 8 Maret 2022.
Ia menyampaikan kesiapannya dalam wawancara di ABC News. Ia ditanya mengenai kesiapan Ukraina memenuhi tuntutan Rusia untuk gencatan senjata, mengubah konstitusi dan menolak bergabung dengan NATO.
Moskow juga menuntut Ukraina mengakui Krimea sebagai bagian Rusia dan mengakui kemerdekaan yang disebut dengan LPR/DPR.
"Karena ini bukan tentang saya, ini tentang orang-orang yang memilih saya. Mengenai NATO, saya kehilangan minat dalam masalah ini setelah kami menyadari bahwa NATO tidak siap untuk menerima Ukraina. Aliansi takut akan hal-hal yang kontradiktif dan konfrontasi dengan Federasi Rusia," sambung dia.
Baca juga: 4 Syarat Utama Rusia untuk Akhiri Operasi Militer di Ukraina
Dia juga mencatat bahwa Ukraina tidak ingin menjadi negara yang memohon sesuatu dengan berlutut. "Kami tidak akan menjadi negara seperti itu, dan saya tidak ingin menjadi presiden seperti itu," jelasnya.
"Saya berbicara tentang jaminan keamanan. Saya pikir kita dapat mendiskusikan dan menemukan kompromi pada poin-poin tentang wilayah yang diduduki sementara dan republik yang tidak diakui, yang tidak diakui oleh siapa pun kecuali Federasi Rusia," kata Zelensky.
Pada saat yang sama, dia menekankan bahwa masalah utama adalah bagaimana orang-orang di wilayah ini akan hidup, yang ingin menjadi bagian dari Ukraina.
"Yang perlu dilakukan adalah Putin harus mulai berbicara, memulai dialog, daripada hidup dalam balon informasi tanpa oksigen. Saya pikir di situlah dia berada," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id