Presiden Rusia Vladimir Putin (kiri) dan Presiden AS Joe Biden (kanan) bertemu tatap muka untuk kali pertama di Jenewa, Swiss. AFP
Presiden Rusia Vladimir Putin (kiri) dan Presiden AS Joe Biden (kanan) bertemu tatap muka untuk kali pertama di Jenewa, Swiss. AFP

Bertemu Biden, Putin Tegaskan Tak Ada Serangan Siber ke AS

Surya Perkasa • 17 Juni 2021 01:12
Jenewa: Presiden Rusia Vladimir Putin bicara ke publik setelah pertemuan pertamanya dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden. Putin mengatakan pembicaraan kepala negara kedua negara berjalan dengan baik di Jenewa, Swiss, pada Rabu, 16 Juni 2021.
 
“Tidak ada permusuhan. Sebaliknya, pertemuan kami berlangsung dalam semangat konstruktif," ujar Putin pada Rabu 13 Juni, seperti dikutip The New York Times, Kamis 14 Juni 2021.
 
Putin mengakui bahwa ketegangan antara AS-Rusia tidak mungkin cepat mereda. Biden sempat mengeluarkan pernyataan seputar gelombang serangan siber dari Rusia. Apalagi, AS mengultimatum Rusia untuk segera berupaya untuk menghentikan serangan dan menindak penjahat siber yang beroperasi dari wilayah Rusia.

Putin menyangkal Rusia sebagai sumber serangan dan mengatakan AS adalah pelaku terbesar peretasan. Putin menyebut pembahasan dengan Biden seputar serangan tak menemukan titik terang.
 
Saat berbincang dengan Biden, dia menyarankan AS-Rusia menjalin semacam kesepakatan untuk membentuk kelompok ahli untuk memeriksa serangan peretas ini. Tetapi, kata Putin, pejabat AS khawatir kerja sama itu justru sulit memberi batas jelas antara kedua negara.
 
Putin mengakui pembicaraan ini membuka lembaran baru dalam hubungan kedua negara. Namun di saat yang bersamaan, Putin menuding AS justru mendukung kelompok oposisi di Rusia untuk melemahkan negara itu.
 
"Saya pikir bukan mereka yang memperkuat Federasi Rusia, tetapi mereka yang menahannya yang merupakan tujuan Amerika Serikat yang diumumkan secara publik," tegas Putin.
 
Baca:  Tiba di Jenewa, Biden Siap untuk Pertemuan dengan Putin
 
Pertemuan Putin-Biden diyakini tak akan membuat gesekan politik kedua negara selesai. Namun, pendukung dan oposisi Putin berharap pertemuan setidaknya menghentikan permasalahan ini menjalar ke bawah.
 
Apalagi, Biden diindikasikan siap bergandengan tangan dengan Putin. Terlepas dari kekhawatiran perlakukan pemerintahan Putin yang memenjara pemimpin oposisi, Alexei A Navalny.
 
Sementara itu, ajudan Navalny, Leonid Volkov, menilai pertemuan tingkat tinggi itu sekadar sesi foto tak memiliki hasil. Putin dituding sengaja melakukan pertemuan menjelang pemilihan parlemen Rusia untuk mengatrol popularitas.
 
"Dia datang, pada dasarnya, untuk satu foto. Benar-benar seperti penggemar memimpikan selfie dengan idola mereka," kata Leonid Volkov lewat Facebook.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SUR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan