Kementerian Luar Negeri Azerbaijan mengatakan pada Sabtu lalu bahwa militer telah mengambil "langkah-langkah kontrol yang tepat" di dekat jalan Lachin demi mencegah kegiatan ilegal Armenia dan "potensi provokasi."
"Provokasi baru-baru ini oleh Armenia menunjukkan bahwa untuk mencegah kegiatan ilegal di wilayah kedaulatan Azerbaijan, perlu untuk mendirikan pos pemeriksaan perbatasan antara Azerbaijan dan Armenia di ujung jalan Lachin," kata pihak kementerian, dikutip dari laman TRT World, Minggu, 26 Maret 2023.
Ditegaskan kembali bahwa Armenia telah "mengintensifkan" gerakan militer, termasuk pengangkutan personel, senjata, dan peralatan lainnya, melalui wilayah Azerbaijan tempat pasukan penjaga perdamaian Rusia dikerahkan untuk sementara.
"Selain itu, pada hari-hari terakhir, aktivasi pekerjaan pembangunan jalan ilegal oleh warga Armenia di jalan Khankendi-Khalfali-Turshsu dan jalan Khankendi-Kosalar-Mirzeler-Turshsu yang melewati utara rute ini telah tercatat oleh alat pengawas," kata pernyataan itu.
"Meski banyak seruan dari Azerbaijan dan diskusi telah digelar terkait hal ini, tidak ada tindakan yang dilakukan dalam mencegah pengangkutan senjata dan peralatan militer lainnya," lanjutnya.
Pihak kementerian juga merujuk pada pembunuhan dua tentara Azerbaijan pada 5 Maret lalu. Keduanya ditembak mati pasukan Armenia ketika mereka mencoba menghentikan kendaraan untuk pemeriksaan di jalan Khankendi-Khalfali-Turshsu.
Azerbaijan menyebut insiden itu telah "menunjukkan niat Armenia yang dengan sengaja memperburuk situasi."
Retorika agresif
Kemenlu Azerbaijan juga mengkritik jajaran pemimpin Armenia atas "retorika agresif" mereka selama beberapa hari terakhir."Secara khusus, pernyataan berulang kali oleh presiden Armenia, perdana menteri dan menteri luar negeri terhadap kedaulatan dan integritas wilayah Azerbaijan adalah contoh nyata bahwa negara ini belum melepaskan klaim teritorialnya terhadap Azerbaijan," ungkap pihak kementerian.
"Langkah-langkah Armenia ini telah menunjukkan niatnya untuk dengan sengaja mengganggu proses perdamaian, serta kurangnya minat untuk memastikan perdamaian dan stabilitas di kawasan, di tengah kebangkitan kembali upaya internasional untuk perjanjian perdamaian baru-baru ini," sambungnya.
Azerbaijan mendesak Armenia untuk "menahan diri dari tindakan dan pernyataan provokatif yang memperburuk situasi di kawasan, serta tidak mencampuri urusan dalam negeri Azerbaijan, dan memenuhi kewajibannya alih-alih terus mencoba membingungkan komunitas internasional."
Hubungan antara dua pecahan Uni Soviet itu menegang sejak 1991, ketika militer Armenia menduduki Nagorno-Karabakh -- sebuah wilayah yang diakui secara internasional sebagai bagian dari Azerbaijan -- dan tujuh wilayah yang berdekatan.
Pada musim gugur 2020, Azerbaijan membebaskan beberapa kota, desa, dan pemukiman dari pendudukan Armenia setelah 44 hari pertempuran sengit yang diakhiri dengan perjanjian damai yang dimediasi Rusia.
Baca juga: Putin Coba Selesaikan Konflik Armenia dan Azerbaijan di Resor Sochi
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News