Direktur Secret Service Kimberly Cheatle saat memberikan keterangan di Washington, 22 Juli 2024. (Kent Nishimura / Getty / AFP)
Direktur Secret Service Kimberly Cheatle saat memberikan keterangan di Washington, 22 Juli 2024. (Kent Nishimura / Getty / AFP)

Direktur Secret Service Mengaku 'Gagal' Cegah Penembakan Trump

Willy Haryono • 23 Juli 2024 07:16
Washington: Dinas Rahasia Amerika Serikat atau Secret Service mengaku gagal melindungi mantan presiden Donald Trump yang terkena tembakan dalam sebuah acara kampanye. Kendati begitu, Direktur Secret Service Kimberly Cheatle menolak seruan bipartisan untuk mengundurkan diri.
 
"Misi utama Secret Service adalah melindungi para pemimpin negara kita," kata Cheatle dalam sidang kontroversial di Komite Pengawasan dan Akuntabilitas DPR AS di Washington pada Senin kemarin.
 
"Pada tanggal 13 Juli, kami gagal. Sebagai direktur Secret Service Amerika Serikat, saya bertanggung jawab penuh atas setiap kelalaian keamanan," sambungnya, seperti dikutip dari France 24, Selasa, 23 Juli 2024.

Cheatle mengatakan serangan terhadap Trump, yang mengalami luka ringan akibat terserempet peluru di telinga kanan saat berpidato di acara kampanye di Pennsylvania, adalah "kegagalan operasional Secret Service paling signifikan dalam beberapa dekade."
 
"Jelas ada kesalahan, dan kami akan melakukan segala upaya untuk memastikan hal ini tidak akan pernah terjadi lagi," tegas Cheatle.
 
Baik Partai Republik maupun Demokrat meminta Cheatle untuk mengundurkan diri. Ia sempat memancing kemarahan anggota parlemen dari kedua partai dengan menolak memberikan rincian spesifik tentang penembakan itu, dengan alasan adanya beberapa investigasi yang masih berlangsung.
 
"Saya dapat menginformasikan segala sesuatunya kepada Anda semua secara umum," ucap Cheatle.
 
Pria bersenjata berusia 20 tahun bernama Thomas Crooks melepaskan tembakan ke arah Trump dengan senapan serbu jenis AR, beberapa menit setelah calon presiden dari Partai Republik itu mulai berpidato di acara kampanye di Butler, Pennsylvania.
 
Crooks, yang bertengger di atap gedung di dekat lokasi acara, ditembak mati penembak jitu Secret Service sekitar 30 detik setelah melepaskan tembakan pertama dari delapan tembakan.
 
Para investigator telah menyimpulkan bahwa Crooks, yang tinggal di kota sekitar 80 kilometer dari Butler, bertindak sendiri dan belum dapat mengidentifikasi kecenderungan ideologis atau politik yang kuat.
 
Baca juga:  Disebut Gagal Lindungi Trump, Secret Service Bersedia Diperiksa
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan