Prancis kerahkan ribuan personel keamanan usai penikaman seorang guru. (AFP)
Prancis kerahkan ribuan personel keamanan usai penikaman seorang guru. (AFP)

7.000 Tentara Prancis Dikerahkan usai Guru Tewas Ditikam Pria Radikal

Marcheilla Ariesta • 14 Oktober 2023 20:44
Paris: Presiden Prancis Emmanuel Macron memerintahkan 7.000 tentara dikerahkan untuk meningkatkan patroli keamanan dalam negeri. Pengerahan tentara dilakukan sehari setelah seorang guru ditikam hingga tewas dalam sebuah serangan.
 
Serangan pada Jumat kemarin ini dikecam oleh Macron sebagai tindakan “teror” di Arras, wilayah di Prancis yang memiliki populasi besar Yahudi dan Muslim.
 
Prancis berada dalam siaga keamanan tertinggi pada hari Jumat setelah seorang pria berusia 20 tahun menikam seorang guru dan melukai dua orang lainnya dalam serangan di sebuah sekolah di kota Arras di Prancis utara.

Kantor Macron mengatakan, “Tentara akan dimobilisasi pada Senin malam hingga pemberitahuan lebih lanjut sebagai bagian dari operasi berkelanjutan yang secara rutin melakukan patroli di pusat kota besar dan lokasi wisata.”
 
Peringatan keamanan ini muncul saat Prancis menjadi tuan rumah Piala Dunia Rugbi dan bersiap menghadapi Afrika Selatan pada Sabtu malam di perempat final.
 
Laman AFP, Sabtu, 14 Oktober 2023 melaporkan, Prancis menjadi sasaran serangkaian serangan selama bertahun-tahun, yang terburuk adalah serangan simultan yang dilakukan oleh pria bersenjata dan pelaku bom bunuh diri di tempat hiburan dan kafe di Paris pada November 2015.
 
Seorang guru terbunuh dan beberapa lainnya terluka akibat serangan pisau di sebelah utara Prancis, Arras pada Jumat kemarin.
 
Menteri Dalam Negeri Gerald Darmanin mengatakan, serangan di Arras ada kaitannya dengan peristiwa di Timur Tengah, di mana Israel melakukan serangan militer untuk membasmi pejuang Hamas setelah serangan mematikan mereka ke Israel pada hari Sabtu lalu.
 
Menurut keterangan otoritas di Pas-de-Calai, terduga pelaku penyerangan sudah ditangkap. Pelaku adalah warga Rusia keturunan Chechnya. Dia diduga terkait jaringan radikal.
 
Baca juga: Spanyol dan Prancis Tolak Penangguhan Bantuan ke Wilayah Palestina
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan