Pesan adanya "ancaman" pertama kali dilaporkan kantor berita CBS News, yang juga mengklaim memiliki bukti rekaman audio.
"Kami akan menerbangkan pesawat ke Capitol pada Rabu. Soleimani akan kami balaskan dendamnya," ungkap suara di rekaman tersebut.
Sumber yang dikutip CNN mengatakan, otoritas AS tidak menganggap ancaman tersebut kredibel. FBI kini menyelidiki rekaman audio itu sebagai pelanggaran frekuensi penerbangan.
Pada 3 Januari kemarin, warga Iran memperingati satu tahun kematian Soleimani. Pemimpin pasukan Quds dari Korps Garda Revolusioner Iran (IRGC) itu tewas dalam serangan udara AS di Baghdad, Irak, pada 3 Januari 2020.
Kematian Soleimani memicu kemarahan Iran, yang berjanji akan membalas serangan tersebut.
Pemerintahan AS di bawah Presiden AS Donald Trump menuduh Soleimani terlibat rencana menyerang aset-aset Washington di kawasan. Beberapa hari usai kematian Soleimani, Iran meluncurkan puluhan misil balistik ke dua pangkalan militer di Irak yang menampung pasukan AS.
Baca: IRGC: Nyawa Trump Tidak Cukup Balas Kematian Soleimani
Serangan misil membuat lebih dari 100 personel militer AS terluka di bagian kepala.
Peringatan satu tahun kematian Soleimani sempat dikhawatirkan akan diwarnai aksi kekerasan. Walau tidak terjadi peristiwa signifikan apapun, ketegangan antara AS dan Iran masih tetap tinggi.
Kabar mengenai potensi serangan terkait kematian Soleimani muncul sekitar dua pekan sebelum Joe Biden dilantik sebagai presiden baru AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News