Dikutip dari Los Angeles Times, percakapan kedua menhan ini memecah kebuntuan komunikasi militer AS-Tiongkok di tengah kekhawatiran Washington bahwa Beijing berpotensi memberikan dukungan militer kepada Rusia yang menginvasi Ukraina sejak 24 Februari.
Austin, yang pernah menyebut Tiongkok sebagai tantangan jangka panjang AS, telah melayangkan permintaan untuk berbicara dengan Wei via telepon. Sebelumnya, Austin telah beberapa kali mencoba berbicara dengan Jenderal Xu Qiliang, perwira tertinggi di struktur militer Partai Komunis Tiongkok.
Austin ingin berbicara dengan Xu karena perwira tinggi itu memiliki lebih banyak pengaruh di jajaran militer Tiongkok. Namun Beijing berkukuh bahwa AS harus mengikuti protokol, sehingga yang bisa diajak berbicara oleh Austin adalah sesama menhan, yaitu Wei.
Pendahulu Austin pernah berbicara dengan Wei, dengan yang terbaru terjadi pada 6 Agustus 2020. Menhan AS kala itu, Mark Esper, telah meminta Wei untuk lebih transparan atas asal usul Covid-19 dan beragam isu lainnya.
Menurut keterangan seorang pejabat senior Pentagon, Austin tidak mengharapkan adanya terobosan besar dalam pembicaraan dengan Wei. Austin hanya ingin menekankan kembali bahwa Tiongkok akan menerima konsekuensi jika memberikan dukungan militer atau ekonomi kepada Rusia yang sedang menginvasi Ukraina.
Seruan semacam itu pernah disampaikan Presiden AS Joe Biden kepada Presiden Xi Jinping pada 18 Maret lalu.
Baca: Yellen: AS Tidak Perlu Jatuhkan Sanksi untuk Tiongkok
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News