"Pengaruhnya besar sekali karena baru pertama kalinya massa bangkit untuk mewujudkan pembaharuan," kata Ketua Pusat Kajian AS Universitas Indonesia Suzie Sudarman kepada Medcom.id, Kamis 4 Juni 2020.
Baca: Obama Komentari Kematian Floyd, Desak Reformasi Kebijakan Polisi.
Suzie menambahkan rakyat Amerika Serikat terluka karena ketamakan, ketidakpedulian, dan bahkan perilaku polisi yang keji. Demo juga terjadi karena mereka putus asa akibat epidemi, dan hilangnya mata pencaharian.
"Seakan rakyat Amerika terhalangi untuk mewujudkan apa yang mereka yakini, antara lain kesantunan, keadilan dan harapan bahwa negerinya peduli pada keamanan warganya," tutur Suzie.
Menurut Suzie, Trump ingin membalikkan semua yang menjadi pedoman bangsa Amerika, yakni kewajaran dan keadilan. Kesepakatan akan norma-norma yang dijaga institusi AS itu yang ingin dihilangkan oleh sayap ultra kanan Partai Republik.
Ini menyebabkan ketimpangan. Pasalnya, yang menjadi penting hanya orang-orang kaya Amerika tanpa ada upaya sungguh-sungguh untuk melakukan pembaruan kehidupan sosial dan ekonomi.
"Pembaruan kehidupan sosial dan perekonomian yang sanggup menyangga kelangsungan hidup rakyat AS yang beraneka ragam," terangnya.
Menurut dia, kesepakatan norma AS itu tidak mudah ditiadakan Trump. Perlu ada gagasan baru untuk melestarikan dan merawat kehidupan para warga.
Isu ekonomi ini yang harus diselesaikan Trump dengan tepat jika ingin menang lagi di pemilihan presiden November mendatang. Isu ras, menurut Suzie, hanya akan berpengaruh terhadap kadar partisipasi warga kulit hitam.
"Paling utama 45 juta orang menganggur. Belum pernah ada presiden terpilih lagi kalau ekonominya jeblok," tegasnya.
Baca: Putri Floyd Tuntut Keadilan Atas Kematian Ayahnya.
Gelombang protes melanda seantero AS usai George Floyd, seorang pria kulit hitam, meninggal usai lehernya ditindih seorang polisi bernama Derek Chauvin pada Senin 25 Mei.
Chauvin dan tiga rekannya telah dipecat dari jajaran Kepolisian Minneapolis satu hari usai kejadian. Keempat anggota polisi yang terlibat kini semuanya didakwa pembunuhan.
Hasil autopsi resmi menunjukkan bahwa Floyd meninggal akibat dibunuh, terlepas dari sejumlah kondisi medis yang dideritanya. Terungkap pula bahwa Floyd terinfeksi virus korona.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News