Mantan Presiden Barack Obama berikan pidato mengenai kematian George Floyd. Foto: My Brother's Keeper
Mantan Presiden Barack Obama berikan pidato mengenai kematian George Floyd. Foto: My Brother's Keeper

Obama Komentari Kematian Floyd, Desak Reformasi Kebijakan Polisi

Fajar Nugraha • 04 Juni 2020 09:58
Washington: Mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama untuk pertama kalinya bersuara terkait kerusuhan yang dipicu oleh pembunuhan seorang warga kulit hitam oleh petugas polisi. Obama mendesak para wali kota mengkaji ulang kebijakan penggunaan kekerasan dalam menghadapi masyarakat oleh polisi.
 
Baca: Kedai Milik Diaspora Indonesia Jadi Korban Perusakan di AS.
 
Presiden kulit hitam pertama Negeri Paman Sam itu juga memberikan nada optimisme, bahkan ketika ia menyadari adanya keputusasaan dan kemarahan yang memicu protes sejak George Floyd, meninggal di tangan polisi kulit putih. Polisi itu mencekik Floyd dengan menggunakan satu lutut di leher sembilan hari yang lalu.

"Dalam beberapa hal, melihat tragisnya kejadian sepekan terakhir, meskipun terlihat sulit dan mengerikan serta penuh ketidakpastian, masih ada peluang luar biasa bagi orang-orang untuk tersadarkan masalah yang mendasar ini," ujar Obama, melalui streaming langsung dari rumahnya di Washington, seperti dikutip AFP, Kamis, 4 Juni 2020.
 
“Kondisi ini menawarkan kesempatan bagi kita untuk bekerja bersama untuk mengatasi masalah untuk membawa kepada perubahan Amerika dan menjadikannya sesuai dengan cita-cita tertingginya,” imbuh Obama.
 
Kalangan muda menjadi perhatian Obama dalam pidatonya. Presiden ke-44 Amerika Serikat itu mengatakan, ”Saya ingin Anda tahu bahwa Anda penting, saya ingin Anda tahu bahwa hidup Anda penting, bahwa impian Anda penting."
 
Pidato Obama memberikan nada yang kontras dengan  penggantinya, Presiden Donald Trump dalam menanggapi protes, beberapa di antaranya telah berubah menjadi kekerasan. Trump telah mengancam akan mengerahkan militer AS untuk memadamkan demonstrasi dan mengatakan kepada para gubernur untuk bertindak ‘lebih keras’ kepada demonstran.
 
Pada Selasa dan Rabu, mantan presiden George W. Bush, seorang Republikan, dan Jimmy Carter, seorang Demokrat, mengeluarkan pernyataan yang juga mengadopsi nada yang lebih terukur daripada Trump.
 
Baca: Putri Floyd Tuntut Keadilan Atas Kematian Ayahnya.
 
Obama tidak menyebut Trump pada Rabu, meskipun ia telah mengkritik tindakannya lebih sering dalam beberapa pekan terakhir, terutama dalam upaya melawan virus korona.
 
Pidato Rabu adalah bagian dari diskusi yang dipandu oleh My Brother’s Keeper, sebuah program yang didirikan Obama pada 2014 setelah polisi menembak mati remaja kulit hitam Michael Brown di Ferguson, Missouri, untuk mengatasi ketidaksetaraan rasial. Panel itu beranggotakan termasuk mantan Jaksa Agung Eric Holder dan pemimpin kulit hitam lainnya.
 
Obama, yang juga pernah mengalami kejadian sama saat menjadri Presiden AS akibat serentetan pembunuhan polisi terhadap pria kulit hitam, mempertanyakan gagasan bahwa seseorang harus memilih antara ‘memilih melawan protes’ atau ‘ikut serta melawan pembangkangan sipil’.
 
"Ini bukan memilih antara salah satu. Ini adalah usaha bersama,” jelas Obama.
 
Dia juga secara implisit menolak sosok seperti Trump, yang telah memfokuskan kritik pada para demonstran.
 
"Bagi mereka yang telah berbicara tentang protes, ingat, Negara ini didirikan berdasarkan protes. Ini disebut Revolusi Amerika,” pungkas Obama.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan