Kali ini, dengan difasilitasi Indo-Idaho -- organisasi nirlaba masyarakat dan diaspora Indonesia di Boise yang didukung oleh KJRI San Francisco -- tim angklung yang beranggotakan 36 penampil itu unjuk gigi di Capital City Public Market, Kota Boise, negara bagian Idaho, AS pada Sabtu, 16 Juli 2022 waktu setempat.
Wali Kota Idaho, Lauren McLean, terlihat kagum dengan ragam lagu dan musik yang dibawakan. "Penampilan mereka sangat bagus dan menghibur," ucapnya, dalam keterangan KJRI San Francisco yang diterima Medcom.id, Senin, 18 Juli 2022.
McLean juga mengapresiasi tim Muhibah karena telah mempersiapkan penampilan mereka dengan baik di hadapan warga Boise. Alunan lagu yang dihadirkan mulai dari Badindin, Jali-Jali hingga lagu internasional terkenal seperti Santorini, New York New York, Mamma Mia, Nothing Else Matters, dan lagu menarik lainnya.
Arin Hening, Presiden Indo-Idaho, menyatakan bahwa upaya menampilkan tim angklung Muhibah ini adalah untuk semakin memperkenalkan kekayaan seni dan budaya Indonesia. Setelah vakum cukup lama dari berbagai kegiatan akibat pandemi Covid-19, penampilan Muhibah dipandang layaknya kick-off pertunjukan besar seni budaya Indonesia di "Kota Pohon" itu.
Setelah tampil di Boise, tim angklung yang dirikan Februari 2015 dan pernah tampil di berbagai negara Eropa dan Australia itu, akan memberikan tampilan pamungkasnya di dua festival ternama di AS, yakni Magic Valley Folk Festival di Burley (Idaho) dan World Folkfest di Springfield (Utah). Kedua acara akan diselenggarakan dari tanggal 18 sampai 30 Juli 2022.
Melalui seleksi yang ketat terhadap 84 aplikasi yang masuk dari berbagai negara, hanya 10 tim yang disetujui untuk tampil, salah satunya adalah Muhibah.
Maulana M. Syuhada, Ketua Tim Muhibah, mengungkapkan bahwa timnya akan tampil maksimal dalam kedua festival itu. "Penampilan angklung ini telah dipersiapkan dengan baik dan diharapkan tentunya akan semakin mengharumkan nama Indonesia di panggung internasional," ujar Maulana.
Konjen RI San Francisco, Prasetyo Hadi, dalam kesempatan terpisah, menyatakan angklung sebagai alat musik tradisional Sunda, merupakan bagian dari keragaman seni budaya bangsa yang telah diakui UNESCO sebagai bagian dari Warisan Budaya Tak-Benda (Representative List of the Intangible Cultural Heritage of Humanity).
"Pertunjukan angklung merepresentasikan misi diplomasi budaya kita, yang diharapkan semakin memperkuat nation branding mengenai kekayaan dan keindahan budaya Indonesia yang multikultural di mata publik AS," ucap Prasetyo.
Dalam hal ini, Mahmudin Nur Al-Gozaly, Konsul Penerangan Sosial Budaya, menekankan pentingnya konektivitas diplomasi budaya pada citra positif yang ingin dibangun, agar semakin meningkatkan cakupan bagi wisawatan asing, khususnya AS, untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan potensi pariwisata nasional. Diharapkan diplomasi budaya yang dijalankan ini juga akan semakin mendukung diplomasi ekonomi.
Baca: Warga AS Tampil Memukau dalam Acara 20 Tahun Gamelan Bali di Montana
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id