Dalam sambungan teleponnya, Macron mengatakan kepada Netanyahu mengenai "pentingnya langkah-langkah untuk kembali ke perdamaian."
Aksi saling serangan terjadi antara pasukan Israel dan kelompok Hamas dalam beberapa hari terakhir. Pertempuran ini telah menewaskan setidaknya 126 warga Palestina, termasuk sejumlah anak-anak.
Kamis kemarin, Macron telah menelepon Presiden Palestina Mahmoud Abbas. Ia mengaku turut berduka atas "hilangnya banyak warga sipil Palestina" dalam bentrokan terbaru antara pasukan Israel dan Hamas.
Dilansir dari laman Anadolu Agency pada Sabtu, 15 Mei 2021, Prancis telah meluncurkan inisiatif diplomatik dengan Jerman, Mesir dan Yordania. Inisiatif ini menyerukan gencatan senjata dan dialog untuk "mengakhiri aksi kekerasan terbaru yang masih berlangsung."
Pemerintahan Macron menghadapi gelombang kritik karena dipandang menerapkan posisi anti-Palestina. Hal ini terlihat dari sikap pemerintah Prancis dalam melarang aksi unjuk rasa mendukung Palestina di Paris.
Menteri Dalam Negeri Prancis Gerald Darmanin mengaku khawatir demonstrasi semacam itu dapat memicu bentrokan seperti yang terjadi di tahun 2014.
Sekelompok aktivis sebelumnya telah menyerukan agar unjuk rasa mendukung Palestina digelar di distrik kelas pekerja Barbes di Paris bagian utara.
Sebelumnya, beberapa perwakilan asosiasi pendukung Palestina mengatakan kepada AFP bahwa Prancis adalah "satu-satunya negara demokratis di dunia yang melarang demonstrasi semacam ini."
Baca: Pengadilan Prancis Larang Demo Mendukung Palestina di Paris
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id