Hal ini terjadi karena ada penurunan infeksi di Eropa. Namun, kabar gembira tidak berlangsung lama, karena mereka memperingatkan, wabah itu melakukan 'penularan intens' di Amerika.
WHO membunyikan alarm untuk Amerika Latin khususnya, menunjuk pada kurangnya kesadaran dan langkah-langkah kesehatan masyarakat untuk mengendalikan penyebaran virus.
Lonjakan infeksi cacar monyet telah dilaporkan sejak awal Mei di luar negara-negara Afrika yang telah lama menjadi endemik. WHO memicu tingkat alarm tertinggi pada 24 Juli, mengklasifikasikannya sebagai darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional, di samping covid-19.
"Ada 45.355 kasus dan 15 kematian cacar monyet tahun ini, di setidaknya 96 negara," kata WHO, dikutip dari AFP, Jumat, 26 Agustus 2022.
Baca juga: Pria Ini Positif Cacar Monyet, Covid-19, dan HIV Bersamaan, Begini Kondisinya
Setelah empat pekan berturut-turut meningkat, jumlah kasus cacar monyet yang baru dilaporkan turun 21 persen dibandingkan pekan lalu, yakni dari 5.907 menjadi 5.213.
"Pada tahap awal wabah, sebagian besar kasus yang dilaporkan terjadi di Eropa, dengan proporsi yang lebih kecil di Amerika," ucap Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus.
"Itu sekarang telah terbalik, dengan kurang dari 40 persen kasus yang dilaporkan di Eropa dan 60 persen di Amerika," yang mengalami peningkatan tajam, katanya.
Ia menambahkan, ada tanda infeksi melambat di Eropa. Hal ini terjadi karena langkah-langkah kesehatan masyarakat yang efektif, perubahan perilaku dan vaksinasi membantu mencegah penularan.
"Namun, di Amerika Latin khususnya, kesadaran yang tidak memadai atau langkah-langkah kesehatan masyarakat digabungkan dengan kurangnya akses ke vaksin untuk mengobarkan api wabah," sambung dia.
Menurut laporan situasi terbaru WHO yang dikeluarkan pada Kamis, sekitar 23 negara melaporkan peningkatan jumlah kasus mingguan. Iran dan Indonesia melaporkan kasus pertama mereka dalam tujuh hari terakhir.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News