"Saya rasa kita semua perlu memahami bahwa Turki adalah sekutu penting. Karena jika kita melihat peta, akan terlihat jika Turki itu sangatlah penting," kata Stoltenberg dalam sebuah acara virtual dengan Stanford University, dikutip dari laman Anadolu Agency pada Rabu, 10 Maret 2021.
Pernyataan Stoltenberg merupakan respons terhadap pertanyaan mengenai apakah Turki sebaiknya didepak dari keanggotaan NATO terkait hubungan baik antara Presiden Recep Tayyip Erdogan dan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Stoltenberg menyebut Turki merupakan sekutu penting karena letak geografisnya yang bertetangga dengan Irak dan Suriah. Turki juga dinilai penting dalam melawan kelompok militan Islamic State (ISIS), serta memiliki beberapa bandara dan pangkalan militer krusial di dua negara tersebut.
Mengenai seruan untuk mendepak Turki dari NATO, Stoltenberg mengatakan bahwa perselisihan dan pertentangan antar sekutu merupakan hal biasa. "Saat ada perbedaan dan pertentangan, NATO adalah platform bagi jajaran anggota untuk menyelesaikannya," sebut Stoltenberg.
Situasi di Mediterania Timur, keimigrasian, dan keputusan Ankara membeli sistem pertahanan udara S-400 dari Rusia disebut Stoltenberg sebagai beberapa isu yang menjadi penyebab ketegangan antara beberapa anggota NATO dan Turki.
Baca: NATO Berkomitmen Kurangi Ketegangan Turki-Yunani
"Saya menyadari adanya beberapa tantangan, tapi saya rasa hal terbaik adalah mengatasinya secara terbuka di internal NATO demi menurunkan ketegangan," pungkas Stoltenberg.
Pada April 2017, saat upaya membeli sistem pertahaan udara dari Amerika Serikat tak berbuah hasil, Turki beralih membeli S-400 dari Rusia.
Sejumlah pejabat AS mengecam pembelian S-400 karena tidak sesuai dengan sistem NATO dan pesawat jet tempur F-35.
Namun Turki menekankan bahwa S-400 tidak akan diintegrasikan ke sistem NATO dan juga bukan merupakan ancaman bagi aliansi beserta seluruh peralatan tempurnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News