"Pertama, nilai dan prinsip persamaan antar negara," kata Retno dalam jumpa pers virtual, Selasa, 12 Oktober 2021.
Ia menuturkan, prinsip ini relevan untuk kesetaraan vaksin. Retno mengatakan, akses yang tidak sama terhadap vaksin saat ini masih terjadi.
Menurutnya, diskriminasi dan politisasi vaksin bahkan memperlebar ketimpangan vaksin. Hal ini menyebabkan sulitnya dunia untuk pulih bersama dari pandemi covid-19.
Retno menuturkan, kesetaraan akses terhadap vaksin menjadi ujian moral paling besar bagi seluruh dunia.
"Dasa sila Bandung mengajarkan persamaan antara negara. Untuk itu semua negara GNB harus bergerak bersama dan menggaungkan solidaritas untuk kesetaraan akses vaksin covid-19," serunya.
Yang kedua, kata Retno, nilai dan prinsip kerja sama. Menurutnya, rivalitas geopolitik mengancam semangat kerja sama untuk mengatasi pandemi dan tantangan dunia lainnya.
"Tantangan perubahan iklim yang dapat mengancam survival manusia, tidak bisa diselesaikan dengan pendekatan zero-sum," ucapnya.
Retno menegaskan, Dasa Sila Bandung meminta semua anggota GNB untuk mengedepankan kepentingan bersama dan kerja sama.
"Ketiga, nilai dan prinsip penghormatan terhadap keadilan," terangnya.
Retno menyampaikan, semua negara GNB masih memiliki utang pada rakyat Palestina, yakni kemerdekaan bangsa Palestina.
Menurutnya, Dasa Sila Bandung memandatkan kita untuk mendukung Palestina dalam perjuangannya mendapatkan keadilan.
"Saya sampaikan bahwa Presiden Soekarno, salah satu pendiri GNB pernah sampaikan bahwa 'kita tidak boleh melupakan sejarah'," serunya.
Retno juga meminta dukungan untuk menominasikan arsip KTT NAM ke-1 di Beogard sebagai UNESCO Memory of the World. Ia menggarisbawahi, pentingnya sejarah GNB menjadi pengingat akan nilai, cita-cita dan prinsip GNB.
"Kita sama-sama jadikan semua nilai, cita-cita dan prinsip tersebut bermanfaat bagi rakyat. Bersama kita dapat membangun dunia yang lebih baik dan kuat," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News