Jajaran petinggi keamanan dan intelijen Kazakhstan menginformasikan Presiden Kassym-Jomart Tokayev bahwa mereka terus melanjutkan upaya "pembersihan" elemen-elemen teroris di berbagai wilayah.
Selain menewaskan puluhan orang, kerusuhan di Kazakhstan dalam sepekan terakhir ini juga berujung pada penangkapan ribuan orang dan perusakan sejumlah bangunan publik. Tokayev mendeklarasikan status darurat dan juga mengeluarkan perintah tembak di tempat untuk meredam kerusuhan.
Baca: Polisi Kazakhstan Tahan Lebih dari 5.100 Perusuh
Ia menyebut kerusuhan di negaranya dilakukan kelompok bandit dan teroris. Tokayev tidak mengelaborasi atau menghadirkan bukti spesifik mengenai klaimnya tersebut.
Tokayev meminta Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif (CSTO) untuk mengirim pasukan dalam meredam kerusuhan. Pasukan penjaga perdamaian Rusia yang merupakan bagian dari CSTO pun memasuki Kazakhstan, membantu otoritas lokal dalam menghentikan kerusuhan.
Intervensi Rusia ini dilakukan menjelang pertemuan tingkat tinggi antara Moskow dan Washington serta NATO terkait isu ketegangan Ukraina.
"Sejumlah fasilitas strategis telah ditransfer di bawah perlindungan pasukan penjaga perdamaian negara-negara anggota CSTO," ujar pernyataan kantor kepresidenan Kazakhstan, dikutip dari laman Nikkei Asia.
"Secara umum, situasi di seluruh wilayah negara telah stabil," sambungnya. Agensi-agensi penegak hukum Kazakhstan juga dikabarkan telah menguasai kembali sejumlah gedung administratif dan layanan vital yang sempat direbut kelompok perusuh.
Kerusuhan sepanjang pekan ini merusak citra Kazakhstan sebagai negara yang secara umum terkendali dan stabil, yang selama ini mengundang investasi Barat di bidang minyak dan mineral dengan nilai mencapai ratusan miliar dolar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News