"Hingga saat ini, total 5.135 orang telah ditahan di seantero Kazakhstan," ujar pihak kementerian, dilansir dari laman Tass.
Menurut data Kemendagri Kazakhstan, 125 investigasi pra-pradilan telah dilakukan atas dugaan pembunuhan, kekerasan terhadap pejabat pemerintah, perampokan, kerusuhan dan pencurian.
Sebagai pelaksana tugas Mendagri Kazakhstan, Yerlan Turgumbayev mengatakan kepada saluran televisi Khabar 24 bahwa selama kerusuhan, lebih dari 400 kendaraan telah dirusak dan dihancurkan para perusuh. Dari total tersebut, 346 di antaranya adalah kendaraan polisi.
Ia juga mengatakan bahwa para perusuh telah menjarah lebih dari 100 fasilitas dagang dan bank di seantero Kazakhstan.
Aksi protes menentang kenaikan harga bahan bakar minyak terjadi pada 2 Januari lalu, yang kemudian meningkat jadi gerakan penentangan terhadap pemerintah di sejumlah kota. Bentrokan antara perusuh dan pasukan keamanan tak terhindarkan, yang berujung pada sejumlah kematian dan luka-luka.
Presiden Kazakhstan Kassym-Jomart Tokayev kemudian meminta bantuan dari Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif (CSTO), sebuah blok yang dipimpin Rusia.
Tak lama usai permintaan tolong dari Tokayev, pasukan penjaga perdamaian Rusia memasuki Kazakhstan. Situasi berangsur mereda pada Jumat kemarin, namun ketegangan secara umum masih menyelimuti Almaty, kota terbesar di Kazakhstan.
Tokayev kemudian mendeklarasikan tanggal 10 Januari besok sebagai hari berkabung nasional.
Baca: Redam Kerusuhan, Presiden Kazakhstan Beri Perintah Tembak di Tempat
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News