Berdasarkan keterangan di situs Kementerian Luar Negeri, Jumat, 3 Juni 2022, penyerahan surat kepercayaan menandai dimulainya aktivitas penuh Tatang Budie Utama Razak sebagai Dubes Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia untuk Republik Kolombia merangkap Antigua dan Barbuda, Federasi St. Kitts dan Nevis, dan Barbados.
Kepada Presiden Iván Duque Márquez, Dubes Tatang Budie Utama Razak menyampaikan salam hangat dari Presiden Joko Widodo dan rakyat Indonesia. Dalam kesempatan tersebut, Dubes Tatang Budie Utama Razak menyampaikan hal-hal sebagai berikut:
- Komitmen untuk melanjutkan dan memperkuat hubungan bilateral Indonesia-Kolombia dengan bekerja semaksimal mungkin;
- Menggarisbawahi posisi Kolombia yang sangat penting bagi Indonesia di kawasan Amerika Selatan sehingga Dubes RI akan terus memberikan yang terbaik selama bertugas dan berkomitmen untuk menggali potensi Indonesia-Kolombia khususnya di sektor ekonomi yang memberikan manfaat bagi kedua negara;
- Kemajuan Indonesia di berbagai bidang yang dapat dikerjasamakan dengan Kolombia; dan
- Mengharapkan dukungan langsung dari Presiden Iván Duque dalam mewujudkan kerja sama yang konkret antara kedua negara.
Dubes Tatang Budie Utama Razak merupakan diplomat karier yang sebelumnya menjabat sebagai Sekretaris Utama Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) periode 2018 – 2021 dan pernah menjabat sebagai Plt. Kepala BNP2TKI menggantikan Bapak Nusron Wahid periode September 2019 – April 2020. Selanjutnya, ia menjabat sebagai Duta Besar LBBP RI untuk Kuwait (2014 – 2018).
Pria kelahiran Palembang, 7 April 1962 ini mengawali kariernya di Kementerian Luar Negeri pada 1988 dan pernah menjalani penugasan antara lain di KBRI Paris (1992 – 1996), PTRI New York (1998 – 2003), sebagai Wakil Duta Besar pada KBRI Kuala Lumpur (2006 – 2010), dan Direktur Perlindungan WNI dan BHI (2010 – 2014).
Hubungan diplomatik Indonesia-Kolombia dimulai sejak 15 September 1980. Kerja sama bilateral dan multilateral kedua negara terus berkembang dalam upaya memperjuangkan kepentingan nasional termasuk upaya mengubah persepsi tentang arti penting Indonesia dan Kolombia di masing-masing kawasan.
Dalam usia hubungan yang memasuki 42 tahun pada 15 September 2022 mendatang, terdapat 11 bidang kerja sama bilateral yang telah disepakati sebagai landas pacu bagi pelaksanaan kerja sama teknis kedua negara yaitu: kerja sama di bidang kebudayaan dan pendidikan (1996); bidang ekonomi dan kerja sama teknis (1999); pembentukan komisi bersama (2011); perjanjian bebas visa diplomatik dan dinas (2013); bidang pertanian (2015); pemberantasan narkotika dan turunannya (2016); audit sektor publik (2018); pemberantasan pencucian uang dan pembiayaan terorisme (2019); bidang kesehatan (2019); forum konsultasi politik (2020); dan bebas visa bagi pemegang paspor biasa (2020).
Dubes Tatang Budie Utama Razak mengharapkan bahwa meski pun secara geografis kedua negara terpaut jarak 20.000 kilometer, hal ini tidak boleh menjadi hambatan dalam meningkatkan kerja sama baik business to business maupun people to people contact. Jumlah wisatawan Kolombia yang berkunjung ke Indonesia pada 2017 sebanyak 5.051 orang, 5.445 (2018), 6.304 (2019), 1.324 (2020), dan mengalami penurunan pada 2021 menjadi 97 orang karena situasi pandemi Covid-19.
Sedangkan total perdagangan kedua negara tercatat sebesar USD159 juta pada 2018; USD152 juta (2019); USD134 juta (2020), dan di masa pandemi Covid-19 mengalami kenaikan menjadi USD367 juta.
Melihat potensi kedua negara yang sama-sama memiliki kapasitas pertumbuhan ekonomi dan sumber alam yang berlimpah, Dubes Tatang Budie Utama Razak tahun ini memfokuskan kegiatan dan program KBRI Bogota pada bidang ekonomi dan peningkatan people to people contact dengan melakukan berbagai pendekatan kepada para pengusaha, baik di Kolombia maupun di Indonesia dengan menyelenggarakan sejumlah pertemuan baik secara fisik maupun virtual (daring) termasuk business meeting and matching.
Dalam rangka people to people contact, KBRI Bogota mengadakan kerja sama antar universitas di Indonesia dan Kolombia dengan fokus pertukaran mahasiswa, dosen, serta joint lectures dan juga joint research. Di samping itu, melakukan kerja sama dengan sejumlah sekolah menengah untuk menjadikan kegiatan tari tradisional dan pencak silat asal Indonesia sebagai kegaitan ekstra kurikuler sekolah.
Baca: Indonesia-Kolombia Kukuhkan Kerja Sama di Bidang Ekonomi dan Kepolisian
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News