Penyelamatan dramatis disiarkan di televisi Turki, termasuk yang melibatkan keluarga Narli di kota Kahramanmaras. Keluarga tersebut berhasil diselamatkan setelah terjebak reruntuhan bangunan selama 133 jam setelah gempa besar melanda pada Senin pagi.
Dari keluarga tersebut, Nehir Naz Narli yang berusia 12 tahun diselamatkan terlebih dahulu, kemudian kedua orang tuanya.
Berita gembira dari keluarga Narli muncul usai penyelamatan satu hari sebelumnya, di mana satu keluarga beranggotakan lima orang berhasil dievakuasi dari gundukan puing di kota Nurdagi, provinsi Gaziantep. Tim penyelamat bersorak dan meneriakkan, "Tuhan Maha Besar!" saat anggota keluarga terakhir, sang ayah, diangkat ke tempat aman.
Operasi penyelamatan terus dilakukan di tengah meningkatnya rasa frustrasi atas tanggapan pemerintah Turki terhadap gempa bumi, yang telah menewaskan 24.617 orang dan melukai sedikitnya 80.000 orang di Turki saja. Jika digabung dengan angka kematian di Suriah, maka jumlahnya mencapai 28.170.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, dalam tur ke kota-kota terdampak gempa, mengatakan bahwa cakupan bencana ini merupakan sesuatu yang sangat jarang terjadi, baik dari segi ukuran daerah terdampak maupun jumlah masyarakatnya.
Ia menyebut gempa pada Senin kemarin sebagai "bencana abad ini" dan mengatakan bahwa guncangan tersebut berdampak di area berdiameter 500 kilometer yang merupakan rumah bagi 13,5 juta orang di Turki dan sejumlah lainnya di Suriah.
"Di beberapa bagian permukiman yang dekat dengan garis patahan, hampir tidak ada bangunan yang tersisa," kata Erdogan, dikutip dari laman TOI, Sabtu, 11 Februari 2023.
Penyelamatan dramatis
Melisa Ulku, seorang wanita berusia 20-an, dikeluarkan dari puing-puing bangunan di Elbistan pada jam ke-132 sejak gempa perdana, menyusul penyelamatan orang lain di lokasi sama di jam yang sama.Menjelang penyelamatannya, polisi mengumumkan bahwa orang tidak boleh bersorak atau bertepuk tangan agar tidak mengganggu upaya penyelamatan lain di dekatnya. Ulku ditutupi selimut termal di atas tandu, dan beberapa anggota tim berpelukan, beberapa berteriak, "Tuhan itu hebat!"
Hanya satu jam sebelumnya, seorang gadis berusia 3 tahun dan ayahnya ditarik dari puing-puing di kota Islahiye, Gaziantep. Tak lama kemudian, seorang gadis berusia 7 tahun diselamatkan di provinsi Hatay.
Penyelamatan membawa kegembiraan di tengah kehancuran luar biasa setelah gempa berkekuatan magnitudo 7,8 pada Senin lalu, dan gempa susulan kuat beberapa jam setelahnya, merobohkan ribuan bangunan. Selain menewaskan 28.000 orang, gempa di Turki dan SUriah juga melukai lebih dari 80.000 dan membuat jutaan lainnya kehilangan tempat tinggal.
Operasi pencarian di Turki juga menghasilkan kekecewaan. Tim penyelamat berhasil menemukan seorang gadis berusia 13 tahun di dalam puing bangunan di Hatay pada Sabtu pagi dan mengintubasinya. Tapi ia meninggal sebelum tim medis mengevakuasinya dari reruntuhan, lapor surat kabar Hurriyet.
Meski para ahli mengatakan bahwa orang dapat hidup selama seminggu atau lebih di balik reruntuhan, peluang menemukan lebih banyak penyintas dengan cepat berkurang di tengah suhu udara yang dingin. Tim penyelamat beralih ke kamera termal untuk membantu mengidentifikasi kehidupan di antara puing-puing, mengantisipasi bahwa sebagian korban selamat mungkin terlalu lemah untuk meminta bantuan.
Baca juga: Terjebak 5 Hari, 2 Perempuan Berhasil Diselamatkan dari Reruntuhan Gempa Turki
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News