"Seperti kandidat vaksin lainnya, WHO terus memeriksa vaksin Sputnik V dari berbagai situs manufaktur, dan akan merilis keputusan seputar EUL saat semua data sudah tersedia dan kajian dinyatakan berakhir," ujar WHO, dikutip dari laman Radio Free Europe, Rabu, 6 Oktober 2021.
Menteri Kesehatan Rusia Mikhail Murashko mengatakan bahwa isu administratif telah menunda keputusan WHO terkait Sputnik V.
Rusia sedang berusaha mendorong WHO agar segera memberikan status EUL kepada Sputnik V agar kepercayaan masyarakat Negeri Beruang Merah terhadap vaksin tersebut meningkat. Meski EUL belum didapat, puluhan negara telah dan sedang menggunakan Sputnik V dalam program vaksinasi mereka.
Baca: Dapat EUA dari BPOM, Berapa Efikasi Vaksin Sputnik V?
Jika Sputnik V sudah mendapat EUL, maka vaksin tersebut dapat dimasukkan dalam skema berbagi COVAX. Nantinya, Sputnik V yang masuk ke dalam COVAX dapat disalurkan ke banyak negara yang membutuhkan.
Sejauh ini vaksin Covid-19 yang sudah mendapat EUL WHO adalah Pfizer-BioNTech, AstraZeneca, Johnson & Johnson, Moderna, Sinovac, dan Sinopharm.
Tanpa pengakuan WHO, orang yang sudah disuntik Sputnik V mungkin tidak dapat memasuki bebearpa negara tertentu.
Saat WHO sudah menerima semua data untuk vaksin tertentu, sebuah kelompok khusus akan menggelar pertemuan untuk memvalidasinya ke dalam EUL. Sejauh ini belum ada pertemuan yang dijadwalkan untuk Sputnik V.
Vaksin berikutnya yang akan dibahas WHO adalah buatan perusahaan Bharat Biotech asal India. Pertemuan dijadwalkan berlangsung bulan ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News