"Keputusan mundur dari Istanbul Convention bukan berarti Turki mengesampingkan perlindungan perempuan," ujar Direktorat Komunikasi Turki, dikutip dari laman Yeni Safak pada Senin, 22 Maret 2021
"Negara Turki berkomitmen untuk tetap memerangi kekerasan dalam rumah tangga meski sudah keluar dari Konvensi," lanjutnya.
Menekankan bahwa setiap anggota berhak keluar dari konvensi tersebut, pihak direktorat menegaskan bahwa Turki adalah negara pertama yang menandatangani Konvensi Istanbul. "Ini menunjukkan komitmen kuat Turki dalam melindungi status perempuan," tutur direktorat Turki.
Mengenai alasan penarikan, direktorat mengatakan bahwa Konvensi Istanbul awalnya memang dibentuk untuk melindungi hak-hak perempuan. Namun seiring berjalannya waktu, Turki merasa perjanjian tersebut sudah "dibajak sekelompok orang yang ingin menormalisasi homoseksualitas."
Oleh karenanya, Konvensi Istanbul dirasa sudah tidak lagi sejalan dengan nilai-nilai sosial dan kekeluargaan Turki.
Masih mengenai Konvensi Istanbul, Turki menegaskan bukan satu-satunya yang mempunyai "kekhawatiran serius." Enam negara anggota Uni Eropa, yakni Bulgaria, Hongaria, Republik Ceko, Latvia, Lithuania, dan Slovakia juga hingga kini belum meratifikasi perjanjian tersebut.
"Polandia sudah mulai mengambil langkah-langkah untuk mundur dari Konvensi dengan alasan terkait LGBT," sebut pihak direktorat Turki.
Sementara itu di Amerika Serikat, Presiden Joe Biden mengecam keputusan mundur Turki dari Konvensi Istanbul. Ia mengaku "kecewa" atas keputusan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, yang disebutnya sebagai sebuah kemunduran dari upaya mengakhiri kekerasan terhadap perempuan.
"Di seluruh dunia, kita semua melihat lonjakan KDRT, termasuk meningkatnya femicide di Turki," tutur Biden, merujuk pada istilah pembunuhan terhadap perempuan.
"Negara-negara dunia seharusnya bekerja sama untuk memperkuat dan memperbarui komitmen mereka untuk mengakhiri kekerasan terhadap perempuan, bukan justru menolak perjanjian internasional yang didesain untuk melindungi perempuan," lanjut dia.
Baca: AS Kecam Turki yang Mundur dari Perjanjian Perlindungan Perempuan
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News