Sebuah tank Ukraina melepaskan tembakan ke arah pasukan Rusia di dekat kota Bakhmut, Donetsk, 26 Januari 2023. (Anatolii Stepanov / AFP)
Sebuah tank Ukraina melepaskan tembakan ke arah pasukan Rusia di dekat kota Bakhmut, Donetsk, 26 Januari 2023. (Anatolii Stepanov / AFP)

Inggris: Tingkat Kematian Tertinggi Pasukan Rusia Terjadi dalam 2 Pekan Terakhir

Medcom • 13 Februari 2023 18:04
London: Kementerian Pertahanan Inggris mengatakan pada Minggu kemarin bahwa tingkat kematian pasukan Rusia di Ukraina dalam dua pekan terakhir telah melonjak ke angka tertinggi sejak fase-fase awal invasi hampir setahun lalu.
 
Pengamatan Kemenhan Inggris didasarkan pada data Ukraina yang menyampaikan bahwa Rusia kehilangan sekitar 824 tentara per hari sejak seminggu terakhir. Jumlah tersebut lebih dari empat kali rata-rata yang dilaporkan pada Juni dan Juli 2022.
 
Kemenhan Inggris juga mengatakan, peningkatan kematian di kalangan prajurit Rusia dapat terjadi karena sejumlah faktor, seperti kurangnya personel terlatih, lemahnya koordinasi, dan minimnya sumber daya di garis depan. Sementara itu, unggahan terbaru intelijen Inggris di Twitter, jumlah personel militer Ukraina juga terus mengalami pengurangan.

Dalam sebuah pidato pada Minggu kemarin, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky memuji upaya para pekerja dalam memulihkan infrastruktur energi yang rusak akibat serangan pesawat tak berawak (drone) dan rudal Rusia. Ia menambahkan, sebagian sebesar masyarakat tidak harus mengalami pemadaman energi pada Sabtu dan Minggu berkat upaya perbaikan intensif.
 
"Faktanya, setelah serangan rudal besar-besaran pekan ini, kita dapat memiliki energi yang cukup setiap harinya untuk membuktikan profesionalisme pekerja energi kita," kata Zelensky, dikutip dari laman voanews.com, Senin, 12 Februari 2023.
 
Namun, ia menegaskan bahwa hal tersebut tidak perlu dianggap sebagai sebuah kemenangan Ukraina di bidang energi. Ini dikarenakan Rusia berpotensi terus melancarkan serangannya ke berbagai infrastruktur penting di Ukraina.
 
Sementara itu, Rusia terus membombardir Ukraina sepanjang akhir pekan kemarin. Moskow membombardir beberapa kota sembari mencoba merebut lebih banyak tanah di wilayah timur Ukraina.
 
Terlepas dari serangan baru Rusia, militer Ukraina mengatakan bahwa pasukan Moskow kesulitan melancarkan serangan berskala besar.
 
"Mereka mengalami masalah dengan serangan besar," kata Oleksiy Danilov, sekretaris Dewan Keamanan dan Pertahanan Nasional Ukraina, kepada televisi nasional pada Sabtu malam.
 
Danilov menambahkan, pihak Rusia memang terus melakukan tindakan ofensif, namun pasukan Ukraina dapat menangkis serangan tersebut. Ia mengatakan Rusia enggan mengakui hal tersebut.
 
"Serangan yang mereka rencanakan sudah berjalan secara bertahap. Tapi itu bukan serangan yang mereka andalkan," kata Danilov.
 
Menanggapi hal tersebut, Kementerian Pertahanan Inggris mengatakan Sabtu kemarin bahwa Rusia saat ini sedang menghadapi pilihan sulit, mengenai apakah akan terus mengurangi kekuatannya, menurunkan tujuan, atau melakukan mobilisasi lebih lanjut. (Jessica Gracia)
 
Baca juga:  Wagner Group Perkirakan Perang Rusia-Ukraina Berlanjut Hingga 2-3 Tahun
 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan