Houthi, kelompok yang didukung Iran, ditetapkan sebagai organisasi teroris pada Januari 2021 -- sebuah tindakan yang mendapat kekhawatiran luas dari kelompok-kelompok kemanusiaan, yang khawatir bahwa pembatasan yang menyertai penetapan tersebut akan membuat hampir tidak mungkin memberikan bantuan kepada warga sipil Yaman.
Biden dengan cepat menghapuskan Houthi dari daftar tersebut ketika ia mulai menjabat, sebagai bagian dari upaya diplomatik pemerintahannya dalam mengakhiri perang saudara di Yaman.
Mengutip dari ABC News pada Rabu, 17 Januari 2024, Pemerintah AS telah mempertimbangkan untuk memasukkan kembali Houthi ke daftar teror dalam beberapa pekan terakhir.
Namun beberapa pejabat AS yang terlibat dalam pengambilan keputusan terlihat enggan karena kemungkinan terjadinya gangguan terhadap bantuan kemanusiaan dan perundingan damai di Yaman.
Ketika ditanya mengenai topik status Houthi, Biden menepisnya sebagai sesuatu yang "tidak relevan."
"Tidak relevan apakah mereka dilabeli (kelompok teror) atau tidak," kata Biden kepada awak media pada Jumat lalu, ketika ditanya seberapa cepat ia akan menetapkan Houthi sebagai organisasi teroris.
Kemungkinan pelabelan ini terjadi ketika Houthi terus menyerang kapal-kapal di Laut Merah sejak meletusnya perang antara Israel dan Hamas pada 7 Oktober tahun lalu. Serangan Houthi ini telah membuat gusar pelayaran komersial, dan mengancam akan meningkatkan ketegangan di Timur Tengah.
Sebagai tanggapan atas serangan Houthi, AS dan Inggris telah melakukan serangan udara yang berfokus pada sasaran kelompok tersebut, menurut Komando Pusat AS atau CENTCOM.
Baca juga: AS Serang Rudal Antikapal Milik Houthi, Kapal Dihantam di Laut Merah
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News