AS berencana mengirim rudal jarak jauh ke Jerman mulai 2026 mendatang sebagai persiapan pengerahan jangka panjang. Rudal-rudal ini meliputi tipe SM-6, rudal jelajah Tomahawk, dan senjata hipersonik yang masih dikembangkan saat ini.
Dalam pidatonya kepada para pelaut dari Rusia, Tiongkok, Aljazair, dan India untuk memperingati hari Angkatan Laut Rusia di bekas ibu kota kekaisaran St Petersburg, Putin memperingatkan AS bahwa langkah mengirim senjata ke Jerman berisiko memicu krisis rudal ala Perang Dingin.
"Waktu tempuh rudal semacam itu ke target di wilayah kami, yang di masa mendatang mungkin dilengkapi dengan hulu ledak nuklir, akan memakan waktu sekitar 10 menit,” kata Putin.
"Kami akan mengambil langkah-langkah serupa, dengan mempertimbangkan tindakan AS, satelitnya di Eropa, dan di wilayah lain di dunia," sambung dia, melansir dari nzherald.co.nz, Senin, 29 Juli 2024.
Putin telah mengerahkan pasukan Rusia ke Ukraina pada 2022, dan menganggap invasi tersebut sebagai bagian dari pertikaian bersejarah dengan Barat. Menurut Putin, sejarah perseteruan dengan Barat telah mempermalukan Rusia setelah Uni Soviet runtuh di tahun 1991.
Ketegangan Rusia-Barat
Ukraina dan Barat mengatakan Putin terlibat dalam perampasan tanah ala era kekaisaran. Mereka telah bersumpah untuk mengalahkan Rusia, yang saat ini menguasai sekitar 18 persen wilayah Ukraina, termasuk Krimea, dan sebagian dari empat wilayah di Ukraina timur.Rusia mengatakan wilayah tersebut, yang dulunya merupakan bagian dari kekaisaran Rusia, kini kembali menjadi bagian Rusia dan tidak akan pernah dikembalikan.
Diplomat Rusia dan AS mengatakan hubungan kedua negara lebih buruk saat ini, bahkan dibandingkan selama Krisis Rudal Kuba tahun 1962. Baik Moskow maupun Washington telah mendesak deeskalasi, walau keduanya justru mengambil langkah-langkah yang meningkatkan ketegangan.
Putin mengatakan AS memicu ketegangan dan telah mentransfer sistem rudal Typhon ke Denmark dan Filipina, membandingkan rencana Washington dengan keputusan NATO untuk menyebarkan peluncur Pershing II di Eropa Barat di tahun 1979.
Baca juga: Xi Jinping dan Putin Bersatu Kutuk Amerika Serikat
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News