Ia mengatakan, Washington mencoba 'membudayakan orang' selama berada di Afghanistan 20 tahun. Namun, kata Putin, hasilnya nol.
"Selama 20 tahun, pasukan Amerika hadir di wilayah ini, selama itu pula mereka berusaha membudayakan rakyat. Artinya, mereka memperkenalkan norma dan standar hidup mereka sendiri dalam arti luas," katanya.
Baca: Biden Setop Perang di Afghanistan, Diplomasi AS Tetap Jalan
Dilansir dari Yeni Safak, Rabu, 1 September 2021, Putin mengatakan, AS juga mencoba 'menyetir' Afghanistan dalam struktur politik masyarakatnya.
"Akibatnya hanya tragedi, hanya kerugian, baik bagi mereka yang melakukannya dan terlebih lagi bagi orang-orang yang tinggal di Afghanistan. Hasilnya adalah nol, jika tidak negatif," imbuh Putin.
Secara terpisah, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan, prioritas Moskow setelah penarikan pasukan AS dan NATO dari Afghanistan adalah untuk memastikan keamanan sekutunya di Asia Tengah.
"Pertama, mereka adalah rekan seperjuangan kita, dan kedua, keamanan perbatasan selatan Federasi Rusia secara langsung bergantung pada ini," seru Lavrov.
Ia menegaskan, Rusia akan terus bekerja sama dengan mitra internasional untuk memastikan kepemimpinan nasional Taliban di Afghanistan.
Sementara itu, mengenai hubungan Rusia-AS, Lavrov menyebutkan ada kemajuan. Terlebih setelah Presiden AS Joe Biden dan Putin bertemu di Jenewa pada Juni lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News