"Saya menyerukan gencatan senjata nasional yang memungkinkan dibukanya dialog, perbaikan agenda untuk setiap wilayah, dan mengembangkan kota-kota kita semua," kata Dina Boluarte dalam konferensi pers di Lima.
Dalam jumpa pers yang berlangsung lebih dari satu jam itu, Boluarte menyerukan dialog mengenai perdamaian dan persatuan. Ia juga menyampaikan bahwa dalang dari kekacauan ini adalah kelompok radikal.
Sejak 1,5 bulan terakhir, bentrokan antar demonstran dan petugas keamanan di Peru telah menewaskan 60 orang. Buntut peristiwa ini, Peru mengalami kerugian material dengan nilai hampir mencapai USD1,3 miliar atau sekitar Rp19 miliar.
Baca juga: Korban Tewas Bentrokan dalam Unjuk Rasa di Peru Bertambah Jadi 60 Orang
Boluarte mendesak pihak berwenang untuk melakukan identifikasi terhadap mereka yang bertanggung jawab atas kekerasan dan kematian selama aksi protes.
Ledakan sosial di Peru dipicu penggulingan mantan Presiden Pedro Castillo dari jabatannya pada Desember lalu. Ia dimakzulkan atas tuduhan "pemberontakan" setelah gagal membubarkan Kongres Peru.
Menurut Boluarte, salah satu pihak yang harus bertanggung jawab atas insiden berdarah ini adalah Pedro Castilo.
"Tuan Castillo, negara ini menjadi berdarah karena Anda tidak bertanggung jawab," katanya, yang meyakini bahwa Kongres akan menyetujui digelarnya pemilihan umum pada 2024.
Pemerintah Peru telah mendeklarasikan keadaan darurat di sejumlah daerah, memberi wewenang kepada aparat keamanan untuk menjaga ketertiban selama aksi unjuk rasa anti-pemerintah. (Jessica Gracia)
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News