Demonstran bersitegang dengan petugas keamanan di Lima, Peru, 21 Januari 2023. (ERNESTO BENAVIDES / AFP)
Demonstran bersitegang dengan petugas keamanan di Lima, Peru, 21 Januari 2023. (ERNESTO BENAVIDES / AFP)

Korban Tewas Bentrokan dalam Unjuk Rasa di Peru Bertambah Jadi 60 Orang

Willy Haryono • 22 Januari 2023 16:02
Lima: Ratusan hingga ribuan demonstran terus menuntut pengunduran diri Presiden Peru Dina Boluarte pada Sabtu, 21 Januari. Aksi protes yang kerap berujung bentrokan ini telah berlangsung selama enam pekan, dengan angka kematian mencapai 60 orang.
 
Kamis lalu, Boluarte menuduh para pengunjuk rasa sengaja melakukan "vandalisme" dan melanggar aturan hukum lain. Ia juga mencurigai adanya pihak tertentu yang sengaja membiayai aksi protes dalam upaya menggulingkan pemerintah secara ilegal.
 
Unjuk rasa warga, yang datang dari banyak wilayah terpencil di Peru, berfokus di ibu kota Lima.

Melansir dari Anadolu Agency, Minggu, 22 Januari 2023, Presiden Boluarte mengatakan bahwa para pengunjuk rasa "tidak memiliki agenda sosial," tetapi berusaha "melanggar aturan hukum, menimbulkan kekacauan, serta merebut kekuasaan."
 
Baca juga:  Demonstran Peru Akan Bertahan di Ibu Kota Hingga Presiden Dina Boluarte Mundur
 
Dengan tambahan satu kematian di Puno, jumlah korban meningkat menjadi 60 terhitung sejak 11 Desember 2022.
 
Bentrokan antara pedemo dan petugas keamanan telah banyak menimbulkan korban luka dari kedua kubu. Petugas keamanan kerap menggunakan gas air mata dalam merespons lemparan batu para demonstran.
 
Sementara itu, Kepolisian Peru dikabarkan telah menggerebek Universitas Nasional San Marcos di Lima dengan sebuah tank dan menahan 200 mahasiswa.
 
Dilaporkan bahwa terjadi bentrokan antara polisi dan mahasiswa di taman universitas, dan mahasiswa diseret keluar dengan bus polisi setelah ketegangan berlangsung selama lebih dari satu jam.
 
Pemerintah Peru telah mendeklarasikan status darurat di beberapa daerah, yang memberikan wewenang kepada tentara untuk mengintervensi demi menjaga ketertiban umum.
 
Krisis terbaru di Peru sejak lebih dari sebulan terakhir ini dipicu pencopotan Pedro Castillo dari jabatan presiden. Castillo digulingkan atas tuduhan pemberontakan usai berusaha membubarkan Kongres demi memerintah dengan dekrit demi menghindari pemakzulan.
 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan