Norwegia telah menghentikan penggunaan vaksin AstraZeneca pada Kamis kemarin, mengikuti langkah yang telah diambil sebelumnya oleh Denmark. Belakangan, Islandia juga turut menghentikan pemakaian vaksin AstraZeneca.
"Kami belum tahu apakah kasus-kasus ini terkait dengan vaksin," kata Sigurd Hortemo, seorang dokter senior di Agensi Obat-obatan Norwegia dalam sebuah konferensi pers gabungan bersama Institut Kesehatan Publik Norwwegia.
Dilansir dari laman Asia One pada Minggu, 14 Maret 2021, tiga individu yang mengalami "gejala tak biasa" itu berusia di bawah 50 tahun.
Hortemo mengatakan Agensi Obat-obatan Eropa (EMA) akan menginvestigasi tiga insiden tersebut.
"Mereka mengalami gejala yang sangat tidak biasa: pendarahan, pembekuan darah, dan jumlah trombosit yang rendah," tutur Steinar Madsen, Direktur Medis di Agensi Obat-obatan Norwegia kepada media NRK.
"Ketiganya berada dalam kondisi sakit. Kami menangani insiden ini dengan sangat serius," sambungnya.
AstraZeneca mengatakan bahwa analis keamanan data dari 17 juta dosis vaksin yang telah diberikan tidak memperlihatkan bukti adanya peningkatan risiko emboli paru atau penurunan trombosit.
"Faktanya, jumlah dari beberapa kejadian yang dilaporkan terkait vaksin AstraZeneca tidak lebih banyak dari jumlah kasus yang terjadi secara natural di tengah masyarakat yang belum divaksinasi," sebut juru bicara AstraZeneca.
Ia menambahkan, peristiwa semacam itu juga tidak terjadi selama berlangsungnya uji klinis vaksin AstraZeneca.
Sebelumnya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menegaskan bahwa vaksin AstraZeneca aman untuk digunakan. WHO mengatakan sejauh ini belum ada bukti atau alasan kuat untuk menghentikan penggunaan vaksin AstraZeneca.
Baca: WHO Tegaskan Vaksin AstraZeneca Aman
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id