"Warga berusia di bawah 60 tahun juga bisa divaksinasi dengan vaksin AstraZeneca sesuai anjuran dokter, dan setelah analisis risikonya dijelaskan secara seksama," ujar keterangan gabungan pemerintah federal dan daerah Jerman.
Dikutip dari laman CGTN, keputusan pemerintahan Jerman di bawah Kanselir Angela Merkel didasarkan pada data-data yang tersedia saat ini mengenai komplikasi, termasuk penggumpalan darah.
Efek samping semacam itu terbilang langka, dan dapat terjadi antara 4 hingga 16 hari usai vaksinasi. Sejauh ini, sebagian besar komplikasi berbahaya dari vaksin AstraZeneca terpantau di warga berusia di bawah 60 tahun.
Mengenai dosis kedua bahwa kelompok muda Jerman yang telah menerima vaksin AstraZeneca, Komisi Vaksinasi Jerman akan mengeluarkan rekomendasi tambahan pada akhir April mendatang.
Rata-rata infeksi harian Covid-19 di Jerman terus meningkat hingga sempat mencapai 9.549 dalam 24 jam. Menurut data Robert Koch Institute (RKI), angka tersebut bertambah sekitar 2.000 dari satu pekan sebelumnya.
Hingga saat ini, Jerman mencatat lebih dari 2,79 juta kasus Covid-19. Sementara angka kematiannya berada di angka 76.093 per Selasa kemarin.
Baca: Warga Jerman Sudah Lelah dengan Lockdown Tak Berujung
Selain Jerman, Prancis dan Kanada juga menangguhkan sementara penggunaan vaksin AstraZeneca untuk warga berusia di bawah 55 tahun.
Banyak negara Eropa sempat menghentikan penggunaan AstraZeneca pada sepanjang Maret ini usai menerima laporan mengenai beberapa kasus penggumpalan darah.
Namun Agensi Obat-obatan Eropa dan juga Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa manfaat vaksin AstraZeneca jauh melampaui risiko-risikonya. Sejak saat itu, hampir semua negara yang menangguhkan vaksin AstraZeneca mulai menggunakannya kembali.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News