"Bagi saya musim dingin selalu berat, tapi kini kami tidak bisa berbuat apa-apa (karena adanya lockdown)," lanjut dia, dilansir dari laman Guardian pada Minggu, 21 Maret 2021.
Jerman sedang dilanda gelombang ketiga pandemi Covid-19, dengan jumlah kasus terus meningkat secara cepat dari hari ke hari. Sabtu kemarin, Robert Koch Institute mencatat 16.033 kasus baru Covid-19 dalam kurun waktu 24 jam -- 3.359 lebih banyak dibanding pekan kemarin.
Karena lonjakannya mengkhawatirkan, jajaran dokter di Jerman menyerukan pengetatan lockdown demi mencegah bertambahnya jumlah pasien Covid-19 yang harus dirawat di rumah sakit.
Senin kemarin, politisi Jerman sempat mewacanakan pelonggaran berbagai aturan usai Jerman menerapkan lockdown parsial selama lima bulan sejak 2 November. Namun kini, lockdown di Jerman tidak jadi dilonggarkan dan malah diperketat.
"Orang-orang sudah lelah," kata Trent Murray, seorang reporter di Berlin. "Perpanjangan (lockdown Jerman) membuat sebagian warga berpersepsi bahwa semua ini tidak akan berakhir," lanjutnya.
Defne Cicek, 20, seorang mahasiswa asal Dusseldorf, juga mengaku frustrasi dengan lockdown Covid-19. "Bagi saya, sepertinya kita semua hanya berputar-putar dalam lingkaran. Masa depan terasa penuh ketidakpastian, dan sepertinya kita semua tidak akan pernah bisa kembali ke situasi 'normal,'" ungkapnya.
Sebagian warga Jerman juga frustrasi dengan kecepatan vaksinasi Covid-19, dengan hanya 8,69 persen populasi yang sudah menerima dosis pertama vaksin hingga Sabtu kemarin.
"Secara pribadi saya merasa kecewa dengan pemerintah. (Vaksinasi Covid-19) di sini jauh lebih lamban dibanding negara-negara lain," tutur Cicek.
Baca: Jerman Khawatir Vaksinasi Tak Mampu Bendung Lonjakan Kasus Covid-19
Berdasarkan data terbaru Johns Hopkins University pada Minggu ini, total kasus Covid-19 di Jerman telah melampaui 2,6 juta dengan 74 ribu lebih kematian dan 2.419.292 pasien sembuh.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News