Menkes Jerman Jens Spahn dalam konferensi pers di Berlin pada Jumat, 19 Maret 2021. (STEFANIE LOOS / AFP / POOL)
Menkes Jerman Jens Spahn dalam konferensi pers di Berlin pada Jumat, 19 Maret 2021. (STEFANIE LOOS / AFP / POOL)

Jerman Khawatir Vaksinasi Tak Mampu Bendung Lonjakan Kasus Covid-19

Willy Haryono • 20 Maret 2021 08:39
Berlin: Pemerintah Jerman khawatir jumlah kasus Covid-19 dapat melonjak secara drastis di tengah ancaman terjadinya gelombang ketiga penyebaran virus tersebut di Eropa. Kanselir Jerman Angela Merkel mengatakan negaranya mungkin harus menginjak "rem darurat" serta memberlakukan kembali kebijakan penguncian wilayah atau lockdown.
 
Prancis, Polandia, dan beberapa negara lainnya di Eropa telah memberlakukan kembali berbagai aturan Covid-19.
 
Menteri Kesehatan Jerman Jens Spahn mengatakan bahwa Eropa kekurangan pasokan vaksin untuk meredam jumlah infeksi Covid-19 secara signifikan.

"Kami harus jujur mengenai situasi saat ini. Di Eropa, kami tidak memiliki cukup banyak vaksin untuk menghentikan gelombang ketiga melalui vaksinasi," kata Spahn kepada awak media, dilansir dari laman BBC pada Sabtu, 20 Maret 2021.
 
Vaksinasi Covid-19 di seantero Uni Eropa terkendala tertundanya pengiriman pasokan dari pabrik pembuat vaksin. Tidak hanya itu, vaksinasi di UE juga terkendala kebijakan sejumlah negara anggota yang menangguhkan sementara penggunaan vaksin buatan AstraZeneca.
 
Jerman termasuk salah satu negara yang memutuskan menunda penggunaan vaksin AstraZeneca. Meski ditangguhkan, Merkel meyakini reputasi AstraZeneca tidak tercoreng.
 
"Saya akan divaksinasi dengan AstraZeneca," kata Merkel. "Saya akan menunggu hingga giliran saya nanti," sambungnya.
 
Lonjakan infeksi Covid-19 di Jerman disebut-sebut diakibatkan mewabahnya virus tersebut di kalangan pemuda. "Jumlah kasusnya terus meningkat, dan kami kemungkinan akan menghadapi beberapa pekan menantang ke depan," sebut Spahn.
 
Merkel berharap lockdown tidak perlu diterapkan kembali di Jerman. Namun "sayangnya," lanjut dia, perkembangan situasi terkini membuat lockdown kemungkinan harus diterapkan kembali.
 
"Jika rata-rata kasus melampaui 100 dari 100 ribu orang di sebuah wilayah atau negara bagian, kami akan kembali menerapkan pembatasan yang telah diterapkan sebelum tanggal 7 Maret. Kami menyebut itu sebagai rem darurat," ungkap Merkel.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan