Jika aksi tersebut terus dilakukan, maka skema berbagi vaksin Covax yang diinisiasi WHO terancam tidak akan berjalan maksimal.
"Beberapa negara terus mengejar kesepakatan (dengan perusahaan pembuat vaksin) yang dapat menganggu pasokan untuk Covax," kata penasihat senior WHO, Bruce Aylward, dalam sebuah keterangan, dilansir dari laman Al Jazeera pada Jumat, 26 Februari 2021.
WHO sejak lma menyerukan negara-negara kaya untuk memastikan vaksin tersebar secara merata di seluruh dunia. WHO merupakan salah satu inisiator Covax, program yang bertujuan memasok 1,3 miliar dosis vaksin Covid-19 ke negara penghasilan menengah dan rendah.
Namun sejauh ini, pendistribusian vaksin Covid-19 melalui Covax relatif lamban di tengah berjalannya program vaksinasi di sejumlah negara.
Baca: Jadi Simbol Multilateralisme, Kolaborasi COVAX Perlu Ditingkatkan
"Kita tidak dapat mengalahkan COVIC tanpa ada kesetaraan vaksin. Dunia kita tidak akan pulih dengan cepat tanpa kesetaraan vaksin," tutur Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus.
Mengenai vaksin, Tedros mengapresiasi kerja keras sejumlah perusahaan yang relatif cepat mengembangkan vaksin. Namun perkembangan positif ini dinilainya rapuh, karena pendistribusiannya belum merata.
"Pasokan dan distribusi vaksin Covid-19 harus dipercepat, tapi kami tidak dapat melakukan hal itu jika ada beberapa negara yang terus membuat perjanjian dengan perusahaan pembuat vaksin," sebut Tedros.
Ia juga meminta sejumlah perusahaan pembuat vaksin untuk segera meringankan syarat lisensi agar negara-negara dapat memproduksi vaksin tertentu dengan cepat. "Jika tidak sekarang, kapan lagi?" tanya Tedros.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id