Media lokal Prancis melaporkan, korban disebut-sebut telah memperlihatkan kartun kontroversial Nabi Muhammad ke sejumlah muridnya sebelum kejadian. Serangan terjadi sekitar pukul 17.00 waktu Paris di dekat sebuah sekolah.
Unit anti-terorisme dari jajaran kepolisian Prancis tengah menginvestigasi kasus ini. "Ini adalah serangan teroris," kata Presiden Prancis Emmanuel Macron, dilansir dari laman BBC pada Sabtu, 17 Oktober 2020.
"Korban dibunuh hanya karena mengajarkan kebebasan berekspresi," sambungnya. Nama korban tidak diumumkan ke media.
Pelaku berpisau ditembak mati polisi yang berusaha menangkapnya usai pemenggalan. Seperti nama korban, identitas pelaku juga tidak diumumkan.
Pemenggalan dilakukan pelaku di sebuah area bernama Conflans-Sainte-Honorine. Usai beraksi, pelaku melarikan diri. Pengejaran dilakukan usai polisi mendapat informasi dari sejumlah saksi mata.
Polisi berhadapan dengan polisi di area Eragn. Seruan polisi untuk menyerah diabaikan pelaku, sehingga tembakan pun terpaksa dilepaskan. Pelaku meninggal tak lama kemudian.
Lokasi pemenggalan dan juga penembakan ditutup polisi. Melalui Twitter, kepolisian Prancis meminta warga untuk menjauhi area.
Saat ini proses persidangan kasus serangan terhadap kantor majalah Charlie Hebdo pada 2015 sedang berlangsung di Paris. Lima tahun lalu, jajaran redaksi Charlie Hebdo diserang atas kartun kontroversial Nabi Muhammad.
Tiga pekan kemarin, seorang pria menyerang dan melukai dua orang di luar bekas kantor Charlie Hebdo.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News