"Uji coba telah dimulai pada 12 November, dan akan berlanjut hingga Maret 2023," kata situs web registrasi, dilansir dari Russia Today, Selasa, 16 November 2021.
Pfizer mengatakan, pil Covid-19 buatan mereka -- Paxlovid -- memiliki tingkat efektivitas hingga 89 persen dapat menekan risiko hospitalisasi dan kematian di kalangan orang dewasa dengan gejala parah.
Di Amerika Serikat, Pfizer berencana menyerahkan data hasil peneiltian Paxlovid ke Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) untuk otorisasi penggunaan darurat sesegera mungkin.
Pil Pfizer ini merupakan obat Covid-19 kedua yang diketahui mampu bekerja efektif.
Baca juga: Pil Pfizer Diklaim 89 Persen Efektif terhadap Gejala Berat Covid-19
Sebelumnya, obat Covid-19 berbentuk pil pertama kali dikembangkan oleh perusahaan farmasi Merck dengan merek Molnupiravir. Obat tersebut disebut Merck dapat mengurangi risiko rawat inap dan kematian hingga hampir setengahnya.
Badan kesehatan Inggris telah menyetujui molnupiravir, sementara komite penasihat FDA dijadwalkan membahasnya pada 30 November mendatang.
Sementara itu, Pfizer menyebut telah menguji obatnya itu dalam sebuah penelitian yang melibatkan 1.219 orang dewasa yang dites positif Covid-19. Mereka adalah yang memiliki gejala ringan atau sedang, dan yang memiliki setidaknya satu kondisi medis mendasar atau komorbid seperti diabetes atau penyakit paru-paru.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News