"Ketidakpastian statistik adalah bahwa kemanjuran bisa serendah 55 persen atau setinggi 80 persen. Vaksin Pfizer-BioNTech dan Moderna keduanya memiliki kemanjuran di atas 90 persen dan jelas lebih manjur dalam kondisi percobaan,” imbuhnya.
Ditanya apakah setengahnya, kemudian rejimen dosis penuh adalah kesalahan, Andrew Pollard, Direktur Oxford Vaccine Group dan kepala penyelidik dalam uji coba, mengatakan pada konferensi pers bahwa itu "tidak direncanakan."
Uji coba baru
Mene Pangalos, kepala penelitian dan pengembangan non-onkologi AstraZeneca, mengatakan permintaan persetujuan regulasi di seluruh dunia masih dapat diajukan tahun ini.“Kami berharap setelah otoritas regulator meninjau data tersebut, kami bisa mendapatkan persetujuan kapan saja mulai dari selesainya penyerahan, yang bisa sewaktu-waktu mulai akhir tahun ini hingga awal tahun depan,” ujarnya.
Namun, Pollard mengakui hasil yang berbeda dari kedua regimen dosis itu memperumit masalah.
"Regulator akan memutuskan dengan tepat apa yang harus dikatakan label mereka,” tuturnya,
Hal itu menjawab apakah regulator mungkin menyetujui dua resimen tembakan penuh terlebih dahulu, dan kemudian kemungkinan suntikan dosis setengah, kemudian penuh, ketika lebih banyak data masuk.
Pangalos juga mengatakan dia berasumsi regulator AS ingin melihat hasil dari uji coba yang sedang berlangsung di Amerika Serikat sebelum memberikan persetujuan mereka.