Mereka juga termasuk penyebutan bahan bakar fosil yang jarang, kutukan bagi produsen hidrokarbon besar, tetapi menjadi permintaan utama dari Uni Eropa dan ekonomi maju lainnya.
“Rancangan keputusan konferensi yang diterbitkan di situs web Perubahan Iklim PBB itu juga mendesak negara-negara untuk mempercepat penghapusan bertahap pembangkit listrik tenaga batu bara dan subsidi yang tidak efisien untuk bahan bakar fosil,” sebut AFP.
Tuan rumah Inggris mengatakan ingin COP26 mengarah pada komitmen dari negara-negara untuk menjaga tujuan batas suhu 1,5C dari perjanjian Paris dalam jangkauan.
Namun, rencana pengurangan emisi nasional saat ini, semuanya, akan mengarah pada pemanasan 2,7C.
Sekretaris PBB Antonio Guterres mengatakan pada Kamis bahwa rencana iklim negara-negara "kosong" tanpa komitmen untuk secara cepat menghapus bahan bakar fosil.
Pakta AS-Tiongkok
Negosiasi mendapat tantangan pada Rabu ketika Amerika Serikat dan Tiongkok. Dua negara penghasil emisi terbesar itu justru meluncurkan rencana aksi iklim bersama.Meskipun detailnya ringan, para pengamat mengatakan pakta itu meredakan kekhawatiran bahwa hubungan AS-Tiongkok yang membeku memasuki COP26 akan menggagalkan pembicaraan.
Baca: Tiongkok dan AS Umumkan Pakta Iklim yang Mengejutkan di KTT COP26.
Tetapi tingkat kepercayaan antara pencemar kaya dan negara berkembang rendah setelah negara maju gagal memenuhi USD100 miliar per tahun yang mereka janjikan pada tahun 2020.