"Kami didorong oleh profil imunogenisitas dan keamanan mRNA-1273 pada anak-anak berusia 6 hingga di bawah 12 tahun dan senang bahwa penelitian ini memenuhi titik akhir imunogenisitas utamanya," kata Kepala Eksekutif Stephane Bancel dalam sebuah pernyataan, dilansir dari AFP, Selasa, 26 Oktober 2021.
"Dari data uji klinis terhadap 4.753 anak dalam rentang usia tersebut menunjukkan respons imun yang kuat, satu bulan setelah dosis kedua," tuturnya.
Moderna mengatakan sebagian besar efek samping dalam percobaan ringan atau sedang, seperti sakit kepala, demam, dan nyeri di lengan yang disuntik adalah hal paling umum.
Vaksin yang digunakan dalam uji coba adalah dosis 50 mikrogram, setengah dari kekuatan yang digunakan dalam seri vaksin utama untuk orang dewasa. Dosis 50 mikrogram juga diizinkan untuk digunakan sebagai suntikan booster.
Baca juga: Efektivitas Vaksin Pfizer dan Moderna Lawan Varian Delta Turun Jadi 66 Persen
Administrasi Makanan dan Obat-obatan (FDA) telah memanggil panel penasehat ahli independen untuk bertemu, memilih apakah akan memberikan lampu hijau pada vaksin Pfizer.
Secara keseluruhan, lebih dari 150 anak berusia 5 hingga 11 tahun telah meninggal karena covid-19 di Amerika Serikat sejak awal pandemi.
Pemerintahan Presiden Joe Biden mengatakan pihaknya siap meluncurkan suntikan untuk 28 juta anak berusia 5 hingga 11 tahun di negara itu segera setelah vaksin disahkan oleh lembaga sains.
Vaksin Moderna telah disahkan untuk orang dewasa di atas usia 18 tahun, dan baru-baru ini mendapatkan izin untuk dosis ketiga di beberapa orang Amerika.
Namun, FDA belum mengizinkan vaksin untuk digunakan pada remaja berusia 12 hingga 17 tahun. Swedia telah menghentikan penggunaan vaksin Moderna untuk kelompok usia yang lebih muda setelah laporan kasus peradangan jantung pada orang dewasa muda.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News