Vladimir Saldo, tokoh yang ditugaskan Rusia untuk menjadi pemimpin Kherson, mengatakan bahwa pihaknya berencana mengevakuasi lebih dari 60 ribu orang dalam enam hari ke depan.
Berbicara secara daring dalam siaran "Soloviev Live," Saldo mengatakan otoritas Kherson sedang mengevakuasi warga sipil menuju tepi barat dari Sungai Dnipro agar militer dapat leluasa bertindak.
Kirill Stremousov, deputi kepala Kherson yang juga ditunjuk Rusia, menyerukan warga untuk segera mengikuti arahan evakuasi.
"Dalam waktu dekat, pertempuran untuk memperebutkan Kherson akan dimulai," ucapnya via Telegram, seperti dikutip dari laman Independent.co.uk, Rabu, 19 Oktober 2022.
Pasukan Rusia di Kherson telah dipukul mundur hingga sejauh 30 kilometer dari pusat kota dalam beberapa pekan terakhir. Posisi mereka terancam terhimpit oleh bagian tepi barat Sungai Dnipro.
Saldo mengatakan bahwa dirinya telah melihat sejumlah kapal di Sungai Dnipro, mengindikasikan adanya kehadiran pasukan Ukraina. Ia menyebut, situasi di sekitar Sungai Dnipro kini menjadi "semakin tegang.
Mengenai rencana evakuasi, Saldo akan mengevakuasi sekitar 10.000 orang per hari dari kota Kherson dalam enam hari ke depan. Nantinya, orang-orang tersebut akan diterima di beberapa wilayah Rusia.
Sebelumnya, komandan baru Rusia Jenderal Sergei Surovikin mengatakan bahwa pasukannya, terutama di wilayah selatan dan timur Ukraina, berada di bawah tekanan.
"Situasi di daerah 'Operasi Militer Khusus' bisa dibilang tegang," ujar Surovikin, seorang jenderal angkatan udara Rusia yang bulan ini ditunjuk untuk mengambil alih komando lapangan di Ukraina.
Baca: Komandan Baru Rusia Mengakui Pasukannya di Ukraina Sedang Tertekan
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News