Pengumuman tersebut, disampaikan oleh Istana Buckingham pada Senin malam, muncul seminggu setelah penguasa berusia 75 tahun itu keluar dari rumah sakit di London usai menjalani prosedur pembesaran prostat.
Istana Buckingham tidak mengungkapkan jenis kanker apa yang diderita sang raja, namun mengatakan penyakit tersebut terdeteksi selama prosedur rumah sakit pekan lalu.
"Selama prosedur pembesaran prostat jinak yang dilakukan Raja baru-baru ini di rumah sakit, ada masalah terpisah yang menjadi perhatian," kata pihak istana dalam sebuah pernyataan.
"Tes diagnostik selanjutnya telah mengidentifikasi suatu bentuk kanker. Yang Mulia hari ini telah memulai jadwal perawatan rutin, selama waktu tersebut beliau telah disarankan oleh dokter untuk menunda tugas-tugas yang berhubungan dengan publik," sambungnya, seperti dikutip dari laman The Telegraph Online, Selasa, 6 Februari 2024.
Pihak istana mengatakan bahwa sepanjang periode perawatan, Raja Charles III akan terus menjalankan urusan negara dan urusan resmi seperti biasa, namun bukan sesuatu yang berhubungan dengan bertemu publik secara langsung.
"Raja berterima kasih kepada tim medisnya atas intervensi cepat mereka, yang dimungkinkan berkat prosedur rumah sakit baru-baru ini. Dia tetap bersikap positif terhadap perlakuan yang diterimanya dan berharap dapat kembali menjalankan tugas publik secepat mungkin," tutur Istana Buckingham.
Charles yang naik takhta pada September 2022 setelah kematian ibunya, Ratu Elizabeth II, secara umum berada dalam kondisi sehat. Sumber kerajaan mengatakan bahwa penyakit yang diderita sang raja saat ini bukan kanker prostat.
Baca juga: Raja Charles III Didiagnosis Kanker, Pangeran Harry Bakal Terbang ke Inggris
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News